seputar-Belawan | Pengurus Primkop TKBM Pelabuhan Belawan meminta maaf atas kesalahan teknis penyampaian surat somasi mereka tentang status keberadaan Masjid Nurul Huda Kompleks Yuka, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.
Permintaan maaf itu disampaikan secara langsung kepada Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Masjid Nurul Huda dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Medan Labuhan serta umat Muslim Medan Utara dalam pertemuan yang di Restoran Srikandi Jalan Marelan Raya, Medan, Selasa (18/8).
Ketua Primkop TKBM Pelabuhan Belawan Sabam Parulian Manalu SE didampingi pengurus lainnya dan penasihat hukum mereka Jun Haidel Samosir SH MH dalam pertemuan itu menyampaikan permintaan maaf sekaligus meminta supaya tidak terjadi kesalahpahaman.
“Dengan setulus hati seluruh Pengurus Primkop TKBM Pelabuhan tidak pernah mempermasalahkan rumah ibadah di Kompleks Yuka itu, bahkan untuk meningkatkan status tanah dan bangunan Masjid Nurul Huda menjadi memiliki sertifikat dari Badan Pertanahan (BPN) diharapkan BKM membuat surat penerbitan surat keterangan (SK) agar dikeluarkan pengurus,” jelas Sabam.
Dengan alas dasar SK itu BKM Masjid Nurul Huda dapat mengurus sertifikat sesuai ukuran tanah letaknya dan itulah menurut dia tujuan registrasi yang sebelumnya sebagai program koperasi.
MUI Kecamatan Medan Labuhan diwakili Mahmud selaku Sekretaris menyambut baik permintaan maaf Pengurus Primkop TKBM Pelabuhan Belawan dan berharap selanjutnya tidak ada lagi terjadi kesalahpahaman.
Mahmud minta perbedaan keyakinan jangan menjadi diperkeruh. Semangat saling menjaga toleransi beragama harus ditanamkan sehingga terwujud saling menghargai antarumat beragama.
Di samping minta maaf ke BKM Masjid Nurul Huda dan MUI Kecamatan Medan Labuhan, Pengurus Primkop TKBM Pelabuhan Belawan mengharapkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan tameng agama, tambah Sabam.
“Damai itu indah, saling menghargai antarumat beragama, ciptakan toleransi, keberagaman itu bukan berarti menjadi terpecah belah, tapi bersatu dan satu kesatuan yang utuh,” jelas Sabam Parulian Manalu. (DP)