seputar – Medan| Penggunaan KB Pasca Persalinan (KB-PP) di Provinsi Sumatera Utara (Provsu) masih rendah. Ini disebabkan masih rendahnya edukasi bahwa pentingnya KB-PP guna menyehatkan ibu dan juga menurunkan angka kelahiran anak dan kematian ibu.
Hal itu dikatakan Deputi KB/KR BKKBN, dr Eni Gustina, MPH di sela-sela Monitoring dan evaluasi pelaksanaan KB- PP di Balai Penyuluhan KB di Kecamatan Pakam Deliserdang pada Kamis, (19/11/2020).
Disampaikannya, jika KB PP ini diminati masyarakat, tentunya diharapkan berkontribusi banyak dalam penurunan stunting, dan resiko persalinan lainnya. Sehingga untuk memaksimalkan KB PP ini terlaksana sesuai target yang kini hanya baru mencapai 28% di Indonesia, ia akan melakukan penekanannya kepada PLKB yang ada untuk melakukan edukasi kepada semua ibu hamil agar ketika usai persalinan langsung melakukan KB PP.
“Begitu pulang melahirkan diyakinkan bahwa si ibu sudah melakukan KB PP, ini karena Interval persalinan itu sangat berdampak pada angka kematian bayi dan ibu dan juga penurunan stunting, sehingga sangat penting,” tegasnya.
Eni Gustina yang didampingi Kepala perwakilan BKKBN Sumut, Temazaro Zega, Kepala DP2KBP3A Deli Serdang, Hj Rabiatul Adawiyah Lubis, dan Camat Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Kurnia Boloni Sinaga mengatakan, dengan memasang KB pasca persalinan apalagi KB jangka panjang pihaknya yakin bahwa ibu tersebut tidak akan hamil 3 tahun kedepannya. Sehingga hal positif yang diperoleh ibu tersebut akan bisa fokus menjaga kesehatan dirinya dan fokus menjaga anaknya.
“Sebenarnya rendahnya minat masyarakat terhadap KB PP itu berdasarkan diskusi saya dengan semua pihak terkait hanya kurangnya edukasi, sehingga masyarakat banyak yang masih takut untuk ber-KB usai persalinan. Merasa orang yang baru melahirkan itu baru melakukan hal atau peristiwa yang berat sehingga tidak mau KB usai persalinan,” ungkapnya.
Namun, ia optimis, jika edukasi terus dilakukan tentunya melibatkan berbagai pihak, maka program KB PP ini akan maksimal.
“Untuk itu saya akan membuat regulasinya, tentunya dengan menyiapkan tenaga terlatih, pembiayaan, fasilitas, sarana dan tentunya membuat sistem,” ujarnya.
Sebelumnya dihadapan para penyuluh KB, Eni Gustina juga mengingatkan, bahwa BKKBN bukan hanya bicara kontrasepsi namun juga pembangunan keluarga dan kependudukan berencana. Sehingga BKKBN harus bermitra untuk tercapainya program-program BKKBN.
Kepala perwakilan BKKBN Sumut, Temazaro Zega mengakui, memang minat masyarakat terhadap KB PP ini masih rendah.
“Tapi ini akan kita tingkatkan. Kita masih dalam posisi 18 persen dari total pencapaian. KB keseluruhan. Kita akan meningkatkan kie dan meningkatkan koordinasi dengan lintas profesi dan rumah sakit,” katanya.
Sementara itu, monitoring ini sebelumnya di lakukan beberapa titik seperti balai penyuluhan KB di Medan Johor, Tuntungan juga Di Balai penyuluhan di Tanjung Morawa. (Rel/YN)