seputar – Medan | Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna Medan mengaku lembaga itu bangkrut kepada mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM) sehingga tidak mampu membiayai kepindahan ke kampus lain.
Yogi Hanafi Nasution, salah satu mahasiswa yang mengikuti pertemuan dengan perwakilan yayasan, di Polsek Medan Kota. Dikutip dari laman Tribun, Sabtu (23/10/2021), Yogi Hanafi mengatakan, Ketua Yayasan Munajat mengaku tidak mampu membiayai kepindahan seluruh mahasiswa, setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mencabut izin aktivitas kampus ITM.
“Alasan yayasan tadi, akibat konflik, yayasan mengalami kemerosotan secara perekonomian dan tidak memiliki uang lagi,” katanya.
“Padahal sebelum pencabutan izin, kami masih membayar uang kuliah,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan, pihak yayasan mengaku telah meminta bantuan kepada pemerintah untuk menanggung seluruh biaya mahasiswa yang terimbas konflik dualisme di kampus itu.
“Kata yayasan tadi, tanggal 16 Oktober 2021 mereka sudah pergi ke Jakarta bertemu dengan Dirjen Pendidikan Tinggi, meminta agar mahasiswa dipertanggungjawabkan untuk biaya perpindahan. Agar tidak dikenakan biaya apapun,” sebutnya.
Yogi mengatakan, saat para mahasiswa meminta bukti pertemuan itu, pihak yayasan tidak dapat memberikan bukti apapun.
“Belum ada pertanyaan tertulis yang mereka keluarkan. Itu juga yang harus kami pertanyaan kepada mereka. Karena kami membutuhkan pertanggungjawaban dari pihak yayasan dan pemerintah,” ujarnya.
Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna Medan Munajat enggan berkomentar terkait hal tersebut. “Mohon maaf ya,” katanya singkat. (tribun)