seputar-Medan | Anggota DPR RI, dr Sofyan Tan mengatakan, pariwisata dan ekonomi kreatif kedepannya bakal menjadi sumber devisa bangsa Indonesia. Karenanya seorang fotografer bisa menyampaikan hal ini kepada dunia luar bahwa Indonesia itu merupakan negara yang terindah.
“Saya baru saja membaca satu artikel yang menyebutkan negara terindah di dunia itu ternyata adalah Indonesia. Tentu yang menyampaikan ini adalah fotografer,” kata Sofyan Tan saat membuka kegiatan BISA FEST (Bersih, Indah, Sehat, Aman) Pameran Foto Milenial Sumatera Utara di Plaza Medan Fair, Sabtu (05/11/2022).
Kegiatan BISA FEST diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi X dan Dinas Pariwisata Kota Medan dihadiri Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Okky Yonny Syahputra, Kadis Pariwisata Kota Medan Drs Agus Suryono dan narasumber acara Ferdy Siregar.
Arti sebuah foto sebut Sofyan, tentunya banyak menggambarkan kata-kata yang tidak bisa dirangkum dalam satu buku. Untuk itu pekerjaan seorang fotografer, baik itu sebagai hobi atau profesional memiliki arti yang sangat tinggi di dalam membangun negara.”Makanya orang sering menyebutkan katakanlah dengan foto,” ungkap Sofyan dihadapan ratusan fotografer milenial yang hadir menyemarakan acara tersebut.
Sofyan menjelaskan digelarnya BISA FEST sekaligus mendukung keberadaan Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah kuliner yang dikenal enak dan enak sekali maupun sebagai tujuan mice berbagai forum rapat dan ajang kegiatan lainnya.
“Daerah Sumatera Utara punya sisi keindahan dan kecantikan. Saya jadi terinspirasi kedepanya dengan bantuan Kemenparekraf kita harus membuat lomba foto berdasarkan tema dan kategori, baik itu untuk lomba foto kuliner dengan segala jenis makanan dan lomba foto budaya berbagai etnis yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Ini pasti akan menarik dan menakjubkan jika kita mampu mengabadikannya melalui fotografi, mulai dari pakaian adat hingga acara tradisi berbagai etnis suku yang ada. Disamping itu, pemandangan indah yang dimiliki Sumatera Utara bisa menjadi salah satu program yang akan kita gelar pada tahun 2023,” cetus Sofyan Tan kepada narasumber Ferdy Siregar.
Dalam sambutannya Sofyan Tan juga mengapresiasi management Plaza Medan Fair yang berkenan menyediakan lokasi acara BISA FEST sehingga masyarakat luas bisa ikut terlibat dan menyemarakan acara ini pasca pandemi.
“Kita memilih mall karena setelah pandemi Covid-19 tentunya masyarakat sedang beradaptasi dengan keadaan baru, makanya kita harus mampu menggerakan perekonomian yang ada di mall tersebut. Selain itu mall juga cukup banyak menyerap tenaga kerja sehingga kami berencana memindahkan acara yang biasanya dilakukan di hotel dipindah dari satu mall ke mall lainnya. Plaza Medan Fair menjadi start awal kami,”ungkap Sofyan.
Kadis Pariwisata Kota Medan Drs Agus Suryono dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan event BISA FEST oleh Kemenparekraf dan DPR RI karena secara langsung maupun tidak langsung telah mendorong perekonomian warga Kota Medan.
“Ini memang kebutuhan kita karena Kemenparekraf RI telah menetapkan Kota Medan sebagai destinasi mice, tentu kami butuh dorongan dan suport dari berbagai kegiatan untuk mendorong kesuksesan Medan sebagai kota penyelenggaraan event, kota kuliner dan kota multi etnik” ucap Agus.
Dalam sambutannya Agus juga mengabarkan, Pemko Medan kedepannya akan melaksanakan uji kompetensi bagi para fotografer di Medan sehingga nantinya bisa memiliki daya saing guna memenuhi kriteria yang ditetapkan sebagai fotografer profesional.
“Fotografi adalah subsektor yang akan terus kami kembangkan. Kegiatan fotografi kami harap bisa menjual seluruh destinasi atau objek wisata karena apapun potensi yang ada di Kota Medan merupakan potensai wisata yang harus kita kembangkan dan promosikan lebih luas lagi,” tutur Agus.
Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Okky Yonny Syahputra menyampaikan, dalam masa adaptasi pasca panedmi Covid-19 penyelenggara event harus menyesuaikan tren pelaksanaannya dengan mengusung konsep personalize, customize, localize and smaller in size.
“Secara singkatnya setiap pelaksanaan event harus melibatkan dan memberi manfaat bagi masyarakat lokal, khususnya memberi dampak ekonomi, kesan dan pengalaman bagi para wisatawan serta memiliki sasaran yang jelas dengan jumlah penonton yang tidak sebanyak sebelum pandemi,” kata Okky.
Pandemi Covid-19 lanjut Okky juga memacu terjadinya akselerasi proses digitalisasi sehingga industri dan masyarakat harus memanfaatkan teknologi terutama platform digital dalam meraih peluang yang ada dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Kemenparekraf telah mendukung berbagai event hybrid dan virtual sebagai bentuk dukungan terhadap para pelaku industri event. Event salah satu cara efektif mempromosikan suatu daerah destinasi pariwisata yang akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Event pariwisata tidak harus banyak namun harus berkualitas,” tutur Okky sembari menambahkan event pariwisata dan kebudayaan sebagai pendorong pergerakan dan kunjungan wisatawan ke suatu destinasi.
“Untuk itu keberadaan sebuah event juga dapat memperkuat image dari suatu daerah destinasi. Penguatan image destinasi memerlukan dukungan dari seluruh komponen stakeholder,” ujar Okky.
Menurutnya, pelaksanaan BISA FEST merupakan kegiatan kemitraan antara lembaga yang bertujuan sharing informasi dan edukasi serta mendengarkan aspirasi dari masyarakat dalam rangka pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.(Siong)