seputar-Medan | Pemko Medan akan terus memperbaiki data Covid-19 yang disebut Gubsu Edy Rahmayadi kacau. Sebab dari data sebelumnya menunjukkan kasus aktif Covid-19 di Kota Medan lebih dari 7 ribu. Padahal kasus aktif tersebut hanya berkisar 2 ribuan. Hal ini membuat status PPKM di Kota Medan masih Level 4 dari seharusnya turun ke Level 3.
“Data ini akan terus kita perbaiki dan perbaharui. Mudah-mudahan dengan diperbaikinya data ini level PPKM di Kota Medan dapat turun,” sebut Bobby saat menghadiri acara penyerahan bantuan bahan pokok kepada kepada petugas kebersihan dan komunitas masyarakat di Komplek Asia Mega Mas, Minggu (12/9/2021).
Penyerahan bantuan ini merupakan hasil kerja sama Pemko Medan dengan Komunitas Satu Hati.
Bobby Nasution sebelumnya diketahui sempat kesal gara-gara Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menyebut data Corona di empat daerah, termasuk Medan, kacau balau. Bobby mengungkit rumitnya sistem pelaporan kasus.
“Data COVID memang selama ini kita akui juga ada beberapa data yang belum kita inputkan. Kalau dia sudah tidak dalam kondisi positif, klinik-klinik, rumah sakit-rumah sakit swasta itu yang diatur di situ adalah mereka melapor ke Provinsi Sumut. Hasil baik itu mereka tes PCR, itu kalau positif atau negatif mereka melaporkan itu ke Provinsi Sumut, bukan ke kami ke daerah,” kata Bobby di Medan, Sabtu (11/9/2021).
Bobby mengaku pihaknya sangat kesulitan mendapat data pasti soal kasus Corona. Pemko Medan, katanya, kesulitan saat meminta data yang dilaporkan dari rumah sakit atau klinik swasta ke Pemprov Sumut.
“Ada juga beberapa kabupaten/kota lainnya, jadi kita kesulitan. Kita harus cek juga lagi. Kita selalu minta data itu sulit sekali. Terus, juga kita sampaikan kemarin pendataan ini ya provinsi juga saya rasa pahamlah. Saya bukan menyalahkan siapa-siapa,” ucap Bobby.
Menantu Presiden Jokowi ini menyebut Edy lebih paham soal data. Dia mengatakan data Corona di Medan sudah mulai diperbaiki oleh pihaknya.
“Ini persoalannya, coba tanya lagilah ke Pak Gubernur, gimana mereka, pernah minta pendataan pada kami, apa yang beliau panggil saya untuk apa, untuk masalah pendataan. Beliau lebih paham. Tapi yang saya pastikan, ini data kami sudah kami perbaiki namun belum kami laporkan ke kementerian,” ucap Bobby.
Bobby menyebut laporan itu belum disampaikan karena Pemko masih terus memperbaiki data. Dia menyebut anak buahnya harus mengecek dari rumah ke rumah agar data valid.
“Ada yang kemarin kasus aktif kita 7.000 lebih, ini sudah kita cross-check. Kita harus cross-check ke lapangan memang. Nggak bisa pakai all record saja, karena all record-nya masuknya ke provinsi,” ucap Bobby.
“Harusnya data kami juga di-share-lah. Nah, ini yang kami perlukan,” sambungnya.
Menurut Bobby, kasus aktif Corona di Medan saat ini berada di angka 2.000 kasus. Dia mengatakan hal itu didapat setelah timnya datang mengecek rumah ke rumah.
“Jadi kami langsung datang ke kecamatan-kecamatan, kelurahan-kelurahan, untuk ngecek satu-satu rumahnya. Jadi hari ini sudah bisa, kami akhirnya sudah bisa kita konfirmasi itu hari kasus aktif kita hanya 2.000. Namun ini terus kita perbaiki lagi, benar nggak 2.000. Ini yang aktif terakhir dan hari Senin infonya dipanggil sama provinsi untuk rapat mengenai pendataan, sinkronisasi data,” ucap Bobby.
Bobby menyebut masalah data ini sudah berulang kali disampaikannya. Dia menyebut telah meminta semua data kasus Corona yang ada di Medan dilapor ke Pemko agar data yang ada valid.
“Karena ini sudah berkali-kali, akhirnya seperti inilah. Karena kita sudah minta berkali-kali, data itu masuk ke kami juga, jangan masuk ke provinsi, karena kami yang mendata lagi dan melaporkan ke kementerian,” ucap Bobby.
Bobby juga tak tahu mengapa Pemprov tak memberi data ke Pemko Medan. Dia menilai ada miskomunikasi antara Dinkes Medan dan Dinkes Sumut.
“Saya nggak tahu, kurang paham. Cuma kemarin yang saya dengar, Provinsi kan bilang Medan tata kelola pemerintahannya kurang baik. Saya rasa ini hanya hubungan antara Dinkes Provinsi dan Dinkes Kota Medan yang perlu kita perbaiki saja. Karena sebelum-sebelumnya Dinkes Provinsi sudah banyak meminta pendataan kita yang kurang lengkaplah, kurang pas,” ucap Bobby.
Sebelumnya, Gubsu Edy mengungkap data Corona di empat daerah di Sumut kacau balau. Ada selisih besar data yang dilaporkan dengan kondisi nyata kasus Corona di empat daerah itu.
“Kita empat yang kacau ini, empat kabupaten/kota kacau. Medan, Sibolga, Madina, dengan Siantar, kacau ini,” kata Edy di rumah dinas Gubsu, Medan, Jumat (10/9).
Edy mengatakan banyak data ganda terkait kasus Corona di empat wilayah itu. Menurutnya, banyak daerah lain yang kacau, tapi tak separah empat wilayah tersebut.
“Yang lain tidak kacau, tapi ada perselisihan. Tapi limitnya masih di bawah, tidak mendongkrak. Kalau ini yakin kita lakukan dengan benar, kita tidak segitu ini. Kenapa sampai 400 ini, kalau saya teliti, dobel,” tuturnya.
Dia menduga kesalahan terjadi saat proses input data. Edy mengatakan ada dua kemungkinan penyebab masalah data, yakni petugas yang gagap teknologi alias gaptek dan kendala sinyal internet.
“Sekali lagi, kita gaptek, tidak terlalu jago. Atau daerah kita itu sinyalnya timbul-tenggelam. Karena IT itu perlu sinyal,” ujarnya. (BEN/detik)