seputar-Medan I Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara akan melakukan pencacahan data penduduk atau
Sensus Penduduk (SP) 2020 secara manual pada esok hari atau Selasa (1/9/2020).
Sebanyak 84% penduduk Sumatera Utara (Sumut) yang belum tercatat pada SP Online 2020 diharapkan turut berperan aktif mengisi data-data sehingga dapat tercatat petugas sensus hingga akhir bulan nanti
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi menjelaskan data penduduk, diperkirakan akan terus bertambah. Mengingat, mobiltas penduduk yang pasti terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Menurutnya, dalam pelaksanaan SP 2020 yang dilakukan secara manual tersebut akan dibagi menjadi 3 zona. Sumatera Utara sendiri masuk zona I dan II.
“Untuk zona I, kita lakukan dengan cara drop dokumen, masyarakat secara mandiri mengisi sendiri.Setelah diisi secara manual nantinya dokumen akan diambil kembali oleh petugas,” kata Syech Suhaimi pada acara Kick Off Sensus Penduduk September 2020 di Gedung BPS Sumut, Medan, Senin (31/8/2020).
Selanjutnya zona II sebut Syech Suhaimi,
SP 2020 akan dilakukan di 8 kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara.
“Untuk zona II mereka tidak mengisi dokumen, petugas hanya melakukan verifikasi dengan data-data yang telah dikeluarkan Dukcapil,” tutur Syech Suhaimi.
Dari data-data yang dikeluarkan Dukcapil inilah lanjut Syech Suhaimi akan menjadi modal utama petugas sensus di lapangan untuk melakukan verifikasi dengan didampingi Ketua SLS atau ketua lingkungan.
“Ketua lingkungan sepenuhnya kita libatkan dalam sensus penduduk ini.Total petugas sensus saat ini ada sebanyak 9.133 orang. Saya perkirakan jumlah ini sudah cukup meskipun beban kerja bertambah di tengah pandemi Covid-19,”ungkapnya.
Syech Suhaimi menjelaskan, hasil SP Online 2020 yang digelar beberapa waktu lalu telah tercatat sebanyak 2,34 juta penduduk Sumatera Utara atau sekitar 15,84% dari proyeksi jumlah penduduk Sumatera Utara tahun 2020.
Pada SP 2020 Online juga telah berhasil mencatat 561,89 ribu keluarga atau sekitar 14,78% keluarga di Sumut yang tercatat.
“Ini adalah hasil kerja kita bersama. Tidak hanya milik BPS, namun juga atas kontribusi para stakeholder dan tim media yang juga turut hadir disini. Tentunya tidak mudah bagi kita untuk memperolehnya. Karena, begitu banyak hal yang telah kita curahkan bersama untuk mencapainya. Semoga semangat kerjasama ini dapat terus kita rawat dan pelihara bersama,” jelasnya.
Sebelumnya, dalam siaran virtual, Kepala BPS Pusat, Suhariyanto menjelaskan kick off ini merupakan penanda dimulainya kegiatan SP2020 di seluruh Indonesia. Kegiatan ini membuktikan semangat tidak akan surut meski ada pandemi Covid-19.
“Kuncinya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dengan 3M. Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” paparnya.
Sensus Penduduk Tentukan Arah Pembangunan
Menurut Suhariyanto, tidak akan ada kebijakan yang tepat tanpa data yang akurat. Dengan demikian, data SP2020, tidak hanya penting untuk mendapatkan data. Namun, untuk menentukan arah pembangunan.
Dijelaskannya, di tahun 2020, untuk pertama kalinya, Sensus Penduduk dilaksanakan dengan cara kombinasi, juga menggunakan data Disdukcapil. Sebanyak 51,36 juta penduduk sudah berpartisipasi SP Online atau baru 19% penduduk Indonesia.
“Karena itu SP2020, dilanjutkan dengan pencacahan lapangan untuk mendata seluruh penduduk Indonesia,” terangnya.
Dalam mencacah, imbuh dia, petugas sensus harus menjalani protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Kami berharap masyarakat mau menerima petugas sensus tanpa takut terpapar Covid-19. Dan dapat memberikan informasi secara benar dan jujur ke petugas,” tuturnya.
(Siung)