seputar-Medan | Provinsi Sumatera Utara kembali menambah satu kabupaten baru masuk dalam kawasan zona hijau risiko Covid-19.
Berdasarkan data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat melalui website resminya di laman https://covid19.go.id/peta-risiko, Rabu (1/12/2021), daerah tersebut adalah Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).
Dengan penambahan ini, maka Sumut telah memiliki enam daerah yang berstatus zona hijau. Selain Labura, juga Kabupaten Nias Barat, Pakpak Bharat, Nias Utara, Nias Selatan, dan Kota Sibolga.
Sementara itu, 27 kabupaten/kota lainnya termasuk Medan masih tetap bertahan di zona kuning (risiko rendah) penyebaran Covid-19.
Seperti diketahui, penetapan status zonasi risiko daerah tersebut, dihitung berdasarkan sejumlah indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan melalui epidemiologi, seperti penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya sesuai update pertanggal 28 November 2021.
Sedangkan berdasarkan data milik Pemprov Sumut, yang diupdate terakhir tanggal 24 November 2021, jumlah kasus aktif di Kabupaten Labura memang sudah nol. Kemudian untuk jumlah kasus aktif tertinggi berada di Kota Medan dengan 52 orang dan Deli Serdang 22 orang.
Terpisah, berdasarkan data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Sumut disebutkan kembali menambah empat kasus konfirmasi positif baru sehingga totalnya menjadi 106.037 orang. Sedangkan kasus sembuh bertambah 12 orang, menjadi 103.053.
Lalu untuk kasus kematian masih tetap bertahan di angka 2.889 orang. Oleh karena itu melalui data tersebut, maka saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 Sumut tinggal menyisakan 95 orang.
Menyikapi hal itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dr Aris Yudhariansyah mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran Covid-19 dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Apalagi saat ini telah muncul varian baru yang masuk dalam variant of concern (voc) oleh WHO, seperti omicorn.
“Tapi memang kalau varian banyak terus, karena yang namanya virus termasuk Covid-19 ini akan terus bermutasi,” ujar Aris. (YN)