seputar-Medan | Di tengah maraknya penggunaan bahasa asing untuk berkomunikasi, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional serta bahasa daerah sebagai simbol budaya perlu untuk terus dijaga antar generasi.
Kemampuan berbahasa Indonesia pada generasi yang lebih muda menunjukkan peningkatan kecuali generasi Post Gen Z yang masih berumur kurang dari 10 tahun. Lebih dari 90 persen generasi Post Gen Z hingga generasi Pre-boomer dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia. Sementara itu, terkait dengan penggunaan Bahasa daerah, persentase penutur bahasa daerah antar generasi Pre-boomer ke generasi Post Gen Z semakin berkurang.
Hal itu disampaikan Azantaro selaku Ketua Tim Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut) saat menyampaikan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 Provinsi Sumatera Utara, Senin (30/01/2023).
“Penggunaan bahasa daerah baik di keluarga maupun di tetangga atau kerabat menunjukkan persentase yang semakin menurun,” kata Azantaro.
Azantaro menjelaskan, Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam suku bangsa, dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hasil Long Form SP1010 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Sumatera Utara mampu berbahasa Indonesia.
“Selain berbahasa Indonesia, sebagian penduduk juga tetap mempertahankan kelestarian bahasa daerah melalui penggunaan bahasa daerah dalam berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga atau kerabat,”imbuhnya.
Pendidikan Kunci Pembangunan SDM
Masih kata Azantaro, pendidikan menjadi salah satu kunci dari arah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
Pendidikan penduduk berumur 15 Tahun ke atas pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang, yang ditandai dengan sertifikat/ijazah.
“Hasil Long Form SP2020 menunjukkan tingkat pendidikan penduduk Sumatera Utara usia 15 tahun ke atas didominasi oleh pendidikan menengah. Dari 100 penduduk berusia 15 tahun keatas,terdapat sekitar 44 orang yang menamatkan SMA/Sederajat dan hanya ada 10 orang yang menamatkan Perguruan Tinggi,”ungkap Azantaro.
Di Sumatera Utara sendiri lanjut Azantaro, sebagian besar penduduk usia 15 tahun keatas merupakan tamatan SMA/sederajat, baik untuk daerah perkotaan maupun daerah perdesaan. Selain itu, persentase penduduk di perdesaan yang tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD lebih tinggi dibandingkan di perkotaan.
Dari hasil Long Form SP2020 kata dia, menunjukkan adanya peningkatan tingkat pendidikan dari waktu ke waktu. Hal ini bisa ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan pada generasi yang lebih muda. Mayoritas tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh Generasi Milenial dan Generasi X di Sumatera Utara adalah SMA/Sederajat, sementara tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh Generasi Milenial adalah SMP/Sederajat.(Siong)