seputar – Jakarta | Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak 20 pemimpin yang dianggap memiliki kuasa untuk mengatasi ketimpangan akses vaksin Covid-19 global sebelum Oktober 2021.
Dilansir AFP, Selasa (10/8), Penasihat Senior WHO Bruce Aylward mengatakan dunia harus “jijik” dan bertanya apakah situasinya bisa lebih buruk jika ada upaya untuk menghalangi orang miskin di planet ini mendapatkan vaksinasi.
“Kita membutuhkan 20 orang untuk memimpin upaya dunia demi mengubah situasi memalukan yang kita alami,” ujar Aylward saat interaksi langsung melalui media sosial WHO.
Badan kesehatan PBB itu kian berang melihat monopoli pasokan vaksin oleh negara kaya. Sementara, negara-negara berkembang berjuang untuk mengimunisasi populasi mereka yang paling rentan.
Aylward mendesak masyarakat untuk memberi tahu politisi dan taipan bisnis bahwa secara elektoral dan finansial aman untuk meningkatkan cakupan vaksin di negara-negara miskin.
“Mungkin ada 20 orang di dunia yang sangat penting untuk memecahkan masalah kesetaraan ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan keduapuluh orang tersebut ada yang memimpin perusahaan besar, kepala negara yang mengontrak sebagian besar vaksin dunia, maupun pemimpin negara yang memproduksi vaksin covid-19.
“Kita membutuhkan 20 orang itu untuk mengatakan, ‘kami akan menyelesaikan masalah ini pada akhir September. Kami akan memastikan bahwa 10 persen dari setiap negara… divaksinasi’.”
Berdasarkan catatan AFP, hampir 4,5 miliar dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia.
Di negara-negara berpenghasilan tinggi, sesuai kategori Bank Dunia, 104 dosis vaksin disuntikkan per 100 orang. Sementara itu, di 29 negara berpenghasilan terendah, hanya dua dosis yang telah diberikan per 100 orang.
“Saya tidak bisa tidak berpikir: jika kita mencoba menahan vaksin dari berbagai belahan dunia, dapatkah kita membuatnya lebih buruk daripada sekarang?
Sebagai informasi, WHO berharap setiap negara memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada akhir September; setidaknya 40 persen pada akhir tahun ini, dan 70 persen pada pertengahan 2022.(cnn Indonesia)