seputar-Jakarta | Wabah penyakit menular masih terus melanda Italia. Di saat gelombang infeksi Covid-19 masih memuncak di Negeri Pizza itu, kali ini Italia harus berurusan dengan demam babi Afrika (African swine flu).
Mengutip Reuters, pemerintah melalui Menteri Kesehatan Roberto Speranza dan Menteri Pertanian Stefano Patuanelli bahkan telah meneken perintah pencegahan di dua wilayah negara, yang merupakan tempat pertama kalinya ditemukan kasus. Demam mulai mempengaruhi 114 daerah pedesaan di wilayah barat laut Piedmont dan Liguria.
“Selain larangan berburu, juga akan dilarang mengumpulkan jamur dan truffle, memancing, mendaki, bersepeda di daerah tersebut bahkan melakukan aktivitas lain (yang melibatkan) kontak langsung atau tidak langsung dengan babi hutan yang terinfeksi,” kata perintah tersebut sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (14/1/2022).
Penemuan penyakit ini di Italia dapat menjadi pukulan bagi produsen daging babi. Pasalnya pemerintahan negara itu yang sering memblokir impor produk daging babi dari negara-negara di mana penyakit itu ditemukan sebagai cara untuk mencegah penularan.
“Perintah, yang segera berlaku dan akan berjalan selama enam bulan, akan memungkinkan kegiatan produksi kami untuk terus beroperasi dengan aman, memberikan jaminan mengenai ekspor kami,” kata para menteri tersebut.
Demam babi sendiri Afrika tidak berbahaya bagi manusia tetapi seringkali berakibat fatal bagi babi. Di Tiongkok, produsen daging babi terbesar di dunia, demam babi pernah menghancurkan setengah kawanan babi dalam waktu satu tahun setelah terdeteksi di sana pada tahun 2018.
Sementara itu, Italia kemarin mencatat 184.615 kasus baru Covid-19. Kasus naik seiring dengan kemunculan varian corona, Omicron.
Data Worldometers, Italia menjadi negara dengan tambahan kasus harian terbanyak keempat di dunia. Posisinya di bawah AS, Prancis dan India.
Kemarin tercatat 316 warga meninggal. Total kasus Italia sejak pandemi mewabah hingga kini sebanyak 36.571.432 dengan 140 juta kematian. (cnbcindonesia)