seputar-Jakarta | Pemerintah Tiongkok kembali memecat 15 pejabat di kota Nanjing, Provinsi Jiangsu karena dianggap lamban dalam merespons wabah baru Covid-19, pada Sabtu (7/8/2021). Sehingga total pejabat yang dipecat mencapai 35 orang. Satu orang di jajaran manajemen ditahan.
Sebelumnya, pada Rabu (4/8) Tiongkok juga memecat 20 pejabat Zhangjiajie di provinsi Hunan dengan alasan serupa, yakni menyebabkan penyebaran virus corona semakin meluas.
Global Times pada hari Minggu (8/8), melaporkan mereka yang dipecat di antaranya Wakil Wali kota Nanjing, Hu Wanjin; ketua partai Komisi Kesehatan Nanjing, Fang Zhongyou; komandan pengendalian anti-epidemi di Bandara Internasional Nanjing Lukou, Wang Chao.
Dikutip dari Antara, Wang Chao selaku Deputi General Manajer Eastern Airports Group yang membawahi Bandara Lukou ditahan atas tuduhan mengabaikan tugas hingga menyebabkan kerugian besar dan buruknya reputasi perusahaan “pelat merah” tersebut.
Para ahli menyebut tindakan memberi hukuman kepada para pejabat yang tak kompeten merupakan hal yang tepat. Sebab, perang melawan pandemi Covid-19 tak boleh ada celah, kesalahan, atau kelalaian.
Di kota Zhengzhou provinsi Henan, dan Yantai di provinsi Shandong juga mengumumkan tindakan disipliner terhadap pejabat dan staf yang lalai dalam menjalankan tugas untuk mencegah dan mengendalikan pandemi.
Mereka yang dicopot dari jabatannya termasuk sekretaris kelompok Partai Komisi Kesehatan Zhengzhou, Fu Guirong dan Ketua Rumah Sakit Rakyat Keenam Zhengzhou, rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan kedatangan luar negeri yang terinfeksi Covid-19.
Pengumuman hukuman tersebut berlangsung pada Sabtu (31/7), satu hari usai kasus Covid-19 pertama dilaporkan di Zhengzhou.
Komisi Kesehatan Zhengzhou didesak untuk melakukan penyesuaian manajemen rumah sakit setelah ditemukan banyak pasien yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala di kota itu.
Bupati Laishan di Yantai juga menjadi salah satu pejabat yang diberhentikan karena gagal memenuhi pencegahan dan pengendalian epidemi.
Tiongkok, kini tengah menghadapi kembali lonjakan kasus Covid-19 usai ditemukan kasus baru di Bandara Nanjing pertengahan Juli lalu.
Kasus itu kemudian menyebar ke provinsi lain. Terlebih adanya pertunjukan seni di gedung teater Charming Xiangxi yang menyebabkan kerumunan, berpotensi menyumbang kasus Covid-19.
Wakil kepala sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Peking, Wang Peiyu mengatakan wabah yang dimulai di Nanjing dan menyebar dengan cepat ke beberapa provinsi telah menunjukkan celah pengendalian epidemi di beberapa tempat, seperti bandara.
Hal itu menunjukkan adanya kesalahan dan keteledoran dari beberapa individu yang memegang jabatan penting dalam menangani epidemi secara keseluruhan.
“Wabah ini adalah peringatan bagi kita semua, virus bisa meluncur kapan saja ketika saat melonggarkan aturan. Kita harus selalu memperketat rangkaian pencegahan epidemi,” katanya.
Pakar penyakit menular terkemuka di Shanghai, Zhang Wenhong mengatakan mayoritas ahli virologi di dunia setuju bahwa orang-orang harus belajar hidup berdampingan dengan virus ini.
Namun Mantan Menteri KesehatanTiongkok, Gao Qiang membantah gagasan itu. Menurutnya “koeksistensi dengan virus” telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di banyak negara.
Strategi anti-epidemi Tiongkok adalah strategi “asuransi ganda” dengan pengendalian epidemi yang tepat dan vaksinasi yang meluas.
“Cara itu lebih baik ketimbang pengendalian epidemi yang ketat dengan kekebalan kelompok, apalagi “berdampingan dengan virus,” katanya dalam artikel yang dirilis Global Times, Sabtu lalu.
Kata dia, epidemi Nanjing memberi pelajaran pemerintah Tiongkok bahwa dalam menghadapi vaksinasi yang meluas. Kebijakan pemerintah pusat untuk menormalkan pengendalian epidemi tetap menjadi pedoman penting yang harus diikuti untuk berjuang melawan virus corona.
Demi mencegah laju penularan virus, pemerintah Tiongkok menerapkan sejumlah aturan pembatasan. Seperti meminta agar penduduk tak bepergian kecuali urusan mendesak, menghentikan layanan transportasi domestik non darurat dan menggencarkan tes massal.
Selain itu Tiongkok juga memperketat kedatangan pendatang luar negeri dan memperketat di kawasan perbatasan.
Tiongkok sempat tak melaporkan kasus Covid dalam satu tahun terakhir. Namun, belakangan negara ini kembali mengalami lonjakan kasus akibat varian Delta.
Sejauh ini, total kasus Covid di Tiongkok mencapai 93.701 kasus, dengan 4.636 kematian. (cnnindonesia)