seputar-Kuala Lumpur | Pemerintah Malaysia memastikan, korban tabrakan LRT di kawasan Kelana Jaya bakal mendapat ganti rugi 1.000 ringgit per orang.
Pada Senin (24/5/2021) pukul 20.45 waktu setempat, terjadi tabrakan melibatkan dua komuter di kawasan antara Stasiun KLCC dan Kampung Baru.
Saat itu, komuter tersebut menampung 213 penumpang. Sebanyak 64 di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit.
Dalam konferensi pers, Presiden Prasarana Malaysia Berhad Dato Sri Tajuddin Abdul Rahman menyatakan insiden itu murni kecelakaan.
Dato Tajuddin menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa kepada keluarga korban, dan menegaskan mereka baru pertama kali mengalaminya.
Dilansir World of Buzz Selasa (25/5/2021), Dato Tajuddin setiap korban bakal mendapat ganti rugi 1.000 ringgit (Rp3,4 juta).
Dato Tajuddin mengatakan, ganti rugi itu bakal diberikan ke 213 korban tanpa melihat separah apa kondisinya. Selain itu, korban yang menerima perawatan di rumah sakit juga bakal mendapat pertanggungan dari Prasarana. Hanya saja berdasarkan pembahasan, besarnya nominal yang akan diterima korban luka tergantung dari seberapa parah kondisinya.
Dato Tajuddin menerangkan, pihaknya sangat memerhatikan korban yang menjadi tulang punggung keluarga. “Jadi, kami akan membantu mereka selama beberapa hari sampai pada momen mereka bisa kembali bekerja,” kata dia.
Kelalaian Masinis
Menteri Transportasi Malaysia, Wee Ka Siong, mengatakan bahwa tabrakan LRT Malaysia yang melukai 213 orang akibat kelalaian masinis. Hal tersebut dia umumkan setelah penyelidikan kecelakaan LRT Malaysia pada Senin (24/5/2021) tersebut.
“Investigasi awal menemukan bahwa kecelakaan terjadi akibat kelalaian masinis, yang membawa TR 40 ke arah yang salah.”
“TR 40 seharusnya melaju ke selatan menuju stasiun Dang Wangi, tetapi bergerak ke utara, dengan orientasi yang berbeda.”
“Ini mengakibatkan tabrakan antara TR 40 dan TR 81,” ungkapnya dikutip dari World of Buzz, Selasa (25/5/2021).
Dia menjelaskan, TR 40 adalah LRT tak berpenumpang yang dikendalikan secara manual karena gagal beroperasi secara otomatis. Tabrakan LRT Malaysia ini terjadi di terowongan bawah tanah dekat Menara Kembar Petronas, pada Senin (24/5/2021) sekitar pukul 20.45.
Penumpang mengalami luka-luka memar dan lebam setelah terlempar di gerbong akibat kecelakaan itu. Banyak yang dievakuasi dengan tandu. Dari 213 korban luka-luka akibat kecelakaan LRT di Malaysia ini, enam di antaranya dalam kondisi kritis.
Kereta yang kosong melaju dengan masinis itu sedang uji coba setelah diperbaiki, sedangkan kereta yang berpenumpang tanpa masinis. (kompas)