seputar – Bucharest | Rumania kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19. Akibat lonjakan ini, jasad pasien meninggal sampai ditempatkan di luar kamar jenazah rumah sakit di negara itu karena kapasitas tak mencukupi.
Sejak Oktober lalu, Rumania mengalami gelombang keempat Covid-19. Menurut data Worldometers, penambahan kasus Covid-19 di Rumania mencetak rekor pada 19 Oktober dengan 18.863 kasus baru di hari itu. Namun, lonjakan ini mulai menurun sejak November.
Per Senin (22/11/2021), penambahan kasus positif harian di Rumania mencapai 1.550 kasus, jauh lebih rendah dibandingkan Oktober.
“Tak henti-hentinya,” kata Suster Claudiu Lonita yang sedang berdiri di barisan ranjang berisikan jenazah yang tertutup kantong plastik hitam.
Barisan jasad para pasien meninggal ini berada di wilayah kamar jenazah Rumah Sakit Universitas Bucharest.
Kamar mayat di rumah sakit itu memiliki kapasitas menampung 15 orang, tetapi saat CNN mengunjungi ruang itu, mereka menerima 41 jasad. Banyak mayat kemudian diletakkan di luar koridor, ditemani isak tangis keluarga dan kerabat yang meninggal dunia.
“Saya tidak pernah berpikir, ketika saya memulai pekerjaan ini, saya akan menghadapi sesuatu seperti ini. Saya tidak pernah berpikir bencana seperti ini bisa terjadi, ketika kami akhirnya mengirim seluruh keluarga ke kuburan mereka (akibat pandemi Covid-19),” cerita Lonita.
Mengutip CNN, Rumah Sakit Universitas Bucharest merupakan rumah sakit terbesar yang ada di ibu kota Rumania untuk mengatasi pasien infeksi virus corona.
Hampir semua ranjang di rumah sakit itu terisi. Seorang perawat terlihat sedang mengganti seprai ranjang yang baru saja kosong karena penghuni sebelumnya meninggal dunia.
Rumania sendiri merupakan salah satu negara Eropa yang memiliki tingkat vaksinasi rendah. Hanya 36 persen populasi negara ini yang telah divaksinasi.
Pekerja medis dan pejabat negara ini menilai beberapa alasan tingkat vaksinasi rendah yakni keraguan otoritas, kepercayaan akan nilai agama yang teguh, dan banyaknya informasi palsu yang beredar di media sosial.
Salah satu dokter yang bertugas di pusat vaksinasi Rumania, Alexandra Munteanu, mengatakan hanya sedikit orang yang datang ke tempat vaksin.
“Ada banyak dokter, termasuk saya, yang menangani pasien Covid-19, dan kami mencoba memberi tahu orang-orang bahwa penyakit ini benar-benar ada,” kata Munteanu.
Rumania juga menghadapi keraguan vaksin yang muncul dari pejabat pemerintah negara itu. Anggota senat Rumania, Diana Sosoaca, kerap menggaungkan kampanye anti-vaksin untuk warga negaranya.
Sosoaca juga pernah menghalau warga yang ingin masuk ke pusat vaksin.
“Jika Anda menyayangi anak Anda, hentikan vaksinasi. Jangan bunuh mereka!” kata Sosoaca dalam sebuah video di akun Facebooknya.
Banyak pejabat dan pekerja medis yang kesal dengan ulah Sosoaca karena terus memberikan informasi yang salah terkait vaksinasi Covid-19.
“Lihatlah kenyataannya,” kata Kolonel Dr. Valeriu Gheorghita, seorang dokter tentara yang menjalankan kampanye vaksinasi nasional.
“Unit Perawatan Intensif (ICU) kita penuh dengan pasien. Kita memiliki banyak kasus baru. Sayangnya, kita juga mengalami ratusan kematian setiap hari. Jadi inilah kenyataannya. Dan lebih dari 90 persen pasien yang meninggal dunia tidak divaksinasi,” tambahnya.
Bahkan, walikota di salah satu wilayah Rumania juga turut menyuarakan keraguannya ats vaksin. Neculai Miron, walikota desa Bosanci, di Kabupaten Suceava, menjadi salah satu pejabat yang tak percaya vaksin.
“Kami tidak menentang vaksinasi, tetapi kami ingin memverifikasinya, untuk menyelesaikan kekhawatiran kami, karena ada banyak efek samping,” kata Miron kepada CNN. “Kami tidak yakin komponen vaksin aman. Ini bukan vaksinasi yang aman,” tambahnya.
“Kapan Anda akan divaksinasi, Pak Walikota?” tanya Daniela Afadaroaie, salah satu dokter yang memberikan vaksin.
“Aku tidak perlu divaksinasi. Aku sangat sehat,” balas Miron.
Pendeta Tak Percaya Covid-19
Rumania juga harus berhadapan dengan sejumlah pendeta yang tak percaya virus corona benar-benar ada.
Salah satu pendeta pentakosta, Dragos Croitoru, teguh mengatakan dirinya tak mengetahui ada orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 di paroki.
“Di sini, di gereja, kami tidak memiliki kasus orang yang sakit karena virus corona. Kami memiliki tingkat kematian nol persen, saya tidak tahu siapa pun yang meninggal karena virus corona di paroki kami. Dan saya lebih percaya dengan apa yang saya lihat, bukan apa yang saya dengar,” tutur Croitoru.
Meskipun mendengar dari CNN tentang jasad korban Covid-19 yang mengisi kamar mayat di Rumah Sakit Universitas Bucharest, Croitoru tidak percaya.
“Bucharest lebih besar dari Bosanci, sejauh yang saya tahu. Tidak ada yang meninggal. Mungkin di desa kami ada beberapa orang yang sakit, ya, sejauh yang saya tahu, ya. Tapi angka kematian di gereja kami nol,” ujarnya menambahkan.
Walaupun demikian, salah satu pekerja kuburan di Suceava mengatakan jumlah orang yang dimakamkan akhir-akhir ini jauh lebih tinggi dibandingkan biasanya.(CNN)