seputar-Medan | BNN RI mengungkapkan Sumatera Utara (Sumut) masih menjadi ranking pertama di Indonesia soal penyalahguna narkoba. Ada pun narkoba ini masuk melalui jalur laut yakni di Pantai Timur Sumut.
Deputi Pencegahan BNN RI, Richard Nainggolan menerangkan dari 3,3 juta pengguna narkoba di Indonesia, setidaknya 1 juta di antaranya dari Sumut.
“Dari seluruh penyalahguna narkoba di Indonesia, sepertiganya ada di Sumut. Sementara ini, Sumut duduk di ranking satu,” kata Richard di Hotel Grand Aston City Hall, Kota Medan, Selasa (23/4/2024).
Demikian, pihaknya berupaya agar persoalan narkoba di Sumut dapat dituntaskan. Ada pun 95 persen narkoba masuk ke Indonesia melalui jalur laut dengan beragam cara.
“Dengan luasnya wilayah Indonesia, ada tantangan yang mesti dihadapi. Selain dilakukan penguatan kepada ketahanan diri, diperlukan pula ketahanan wilayah. Salah satu program yang bisa dilakukan adalah program desa bersinar,” sebutnya.
Kepala BNN RI, Mathinus Hukom menjelaskan hari ini pihaknya menyelenggarakan Workshop Indonesia Bersinar di Kota Medan.
Dia mengakui, penanganan narkoba akan sulit dilakukan jika setiap instansi bekerja secara parsial. Oleh karena itu, perlu suatu kerja sama yang baik untuk memberantas narkoba.
Selain itu, Desa Bersinar yang hendak dideklarasikan itu beralamat di Kelurahan Selat Tanjung Medan, Kota Tanjungbalai. Desa ini dipilih karena berada di dekat pinggir pantai yang memang salah satu pintu masuk narkoba.
“Kita ini mau buat sesuatu yang ikonik. Karena Tanjungbalai kan di pinggir Pantai Timur yang menjadi salah satu pintu masuk narkoba di Sumut,” ujarnya.
“Makanya besok kita akan deklarasikan Desa Bersinar bukan sekedar menjaga masyarakat dari penggunaan narkoba. Tetapi juga agar tidak dimanfaatkan jaringan-jaringan internasional itu tadi,” tambahnya.
Ia menyampaikan bahwa narkotika yang masuk ke Sumut biasanya dari Malaysia. Ada pun sumbernya dari Myanmar. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan beberapa negara lain untuk memberantas jaringan narkoba.
“Dari Malaysia (narkoba masuk ke Sumut). Tapi sumbernya dari Myanmar,” ujarnya.
Sementara itu Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan narkoba menjadi faktor terjadinya aksi kejahatan di wilayahnya. Di mana tercatat 65 persen pelaku jambret terbukti mengonsumsi narkoba.
“Juga narkoba menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 6 orang meninggal dunia di Kabupaten Simalungun,” katanya.
Agung mengungkapkan, tingginya kasus kejahatan karena dampak dari peredaran narkoba karenanya Polda Sumut bersama jajaran meningkatkan upaya pemberantasan narkotika di Sumut.
“Korelasi jumlah pemberantasan pada 2023, Polda Sumut berhasil mengungkap 5.225 kasus narkoba dengan jumlah tersangka 6.570 orang. Dengan rincian jaringan 5.320 orang dan pengguna 1.250 orang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Agung menerangkan untuk barang bukti narkoba sepanjang 2023 diantaranya sabu 1,12 ton, ganja 2,2 ton, pohon ganja 395.064 batang, pil ektasi 181.673 butir, ladang ganja 150 hektare serta obat-obatan lainnya.
“Polda Sumut bersama Kodam I Bukit Barisan dan BNN Sumut juga melakukan penggerebekan Key Garden dalam rangka pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba di wilayah Polrestabes Medan,” terangnya.
Jenderal bintang dua itu menyampaikan gencarnya penindakan narkoba tercatat selama 6 bulan terakhir jumlah kejahatan cenderung mengalami penurunan 22,37 persen. Dalam hal ini Polda Sumut dapat mencegah 14.686.081 jiwa dari pengaruh narkoba.
“Pengungkapan narkoba di Sumatera Utara merupakan kegiatan rutin bukan operasi kepolisian. Diharap kesedaran masyarakat untuk menghindari narkoba karena menjadi musuh bersama,” pungkasnya. (detiksumut/medanposonline)