seputar – Jakarta | Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia membutuhkan waktu hingga 5 tahun untuk ‘sembuh’ atau pulih sepenuhnya dari dampak yang disebabkan oleh pandemi virus Corona (COVID-19). Dalam beberapa tahun ke depan ini, Indonesia diprediksi belum dapat mencapai kondisi ekonomi seperti sebelum pandemi.
“Nah kali ini jika kontraksi 2%, kita tumbuh 1% di bawah potensi 4% untuk 2-3 tahun ke depan. Mungkin kita akan memerlukan waktu sekitar 3-5 tahun untuk kembali pada situasi sebelum COVID-19,” ungkap Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu dalam webinar Forum Diskusi Salemba 46, Sabtu (30/1/2021).
Mari melihat kondisi ini karena berkaca pada krisis moneter (krismon) di tahun 1998. Kala itu saja, memulihkan ekonomi Indonesia seperti sebelum krismon membutuhkan waktu bertahun-tahun.
“Bagi kami, mungkin di sini ada yang senior atau yang muda, kami yang mengalami krismon 1998, itu kontraksi yang sangat berat dan memerlukan beberapa tahun dengan low growth. So, we basically lost like eight years, before kita balik lagi ke pra (sebelum) krismon,” papar dia.
Bank Dunia melihat pemulihan ekonomi di seluruh dunia atau secara global dapat berlangsung lebih lama jika tak ada gebrakan dari struktur kebijakan di masing-masing negara. Krisis kesehatan ini memang butuh ‘obat’ yang menyeluruh karena telah merusak berbagai sektor, utamanya dalam perekonomian.
“Jawabannya secara garis besar jika ingin not have lost decade of disappointing growth, kita ingin memperbaiki legacy yang ditinggal oleh krisis pandemi ini dari segi human capital learning losses, kerusakan yang terjadi karena masalah kesehatan, belum lagi perusahaan, finansial sektor yang alami NPL dan bangkrut dan sebagainya, ini kira-kira struktur policy yang perlu dilakukan untuk relief, restructuring, dan resilience,” ujar dia.
Lebih lanjut, persoalan-persoalan yang mesti diselesaikan dengan gebrakan baru adalah investasi. Namun, di sisi lain menurutnya pendidikan juga sangatlah penting, karena anak-anak Indonesia telah kehilangan kesempatan belajar di sekolah selama pandemi.
“Ini sangat-sangat penting improve education. Jadi kita kehilangan 1 tahun mungkin. For every 5 months kids don’t go to school, you can lose about one year of learning for their whole life. Jadi ini human capital loss yang sangat pelik,” tandas Mari.(detikfinance)