seputar-Medan | Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Doddy Zulverdi menyatakan, dengan cukup tingginya perekonomian di Sumut ditopang oleh tetap kuatnya konsumsi rumah tangga dan kegiatan investasi domestik, serta berlanjut stimulus pemerintah.
“Untuk itu, keseluruhan tahun 2022 kami memperkirakan perekonomian Sumatera Utara masih dapat tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 pada rentang proyeksi 4,1%-4,9% (yoy),” kata Doddy dalam kegiatan 3rdSumatranomics yang diselenggarakan Bank Indonesia Wilayah Sumut, Kamis (27/10/2022).
Namun, walau tingginya pertumbuhan ekonomi di Sumut tetap harus diwaspadai risiko menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan inflasi dan semakin menurunnya kinerja ekspor akibat ketidakpastian global yang masih tinggi.
“Untuk itu, kita perlu meningkatkan ketahanan ekonomi domestik, antara lain melalui pengembangan berbagai alternatif sumber pertumbuhan baru berbasis ekonomi digital dan ekonomi hijau,”sebutnya.
Sejalan dengan itu, pada tahun ini Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara mengangkat Tema Acara Konferensi 3rdSumatranomics “Strategi Pemulihan Ekonomi Melalui Pengembangan Ekonomi Hijau dan Digital”.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, baik akademisi, praktisi, mahasiswa, maupun pelaku usaha untuk terus menggali potensi yang ada, termasuk melalui keikutsertaan pada forum Sumatranomics di tahun-tahun mendatang,” ajak Doddy.
Sebelumnya Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah mengatakan, perekonomian global masih diwarnai oleh risiko stagflasi akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik. Di tengah situasi global yang tidak kondusif yang mulai berdampak pada penurunan kinerja ekspor, patut disyukuri bahwa perekonomian Indonesia, termasuk Sumatera Utara (Sumut) masih tumbuh cukup tinggi.
“Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengucapkan terima kasih atas inisiatif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut bersama dengan Dewan Riset dan Inovasi Sumut serta ISEI Cabang Medan atas terselenggaranya kegiatan Sumatranomics tahun ketiga ini. Terkhusus yang karyanya berhasil menjadi yang terbaik. Apalagi tahun ini jumlah pesertanya meningkat dibanding tahun sebelumnya,”kata Musa.
Hal ini sebut Musa menunjukkan bahwa semakin banyak yang punya kemampuan dan kepedulian dalam menjawab tantangan perekonomian saat ini. Karena semakin banyak peserta artinya juga semakin banyak riset dan kajian yang dihasilkan.
“Semoga semua hasil karya yang dihasilkan dapat memberi rekomendasi kebijakan yang komprehensif kepada pemerintah untuk mendorong perekonomian yang lebih baik di Provinsi Sumatera Utara dan umumnya di Wilayah Sumatera, terlebih gejolok atau ketidakpastian ekonomi secara global bahkan tahun depan. Kita memang harus bersiap dari sekarang, agar bisa melalui bila ada krisis ekonomi,” harap pria yang akrab disapa Ijeck ini.(Siong)