seputar-Medan| Memasuki Ramadan dan Lebaran tahun ini, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Provinsi Sumatera Utara menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya memastikan kecukupan uang untuk kebutuhan masyarakat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Kepala KPw BI Sumut Soekowardojo mengatakan, jelang Ramadan dan Lebaran, Bank Indonesia telah berkoordinasi dan mengajak perbankan untuk bersama-sama merencanakan kebutuhan uang kartalnya saat HBKN.
“Kita harus meyakinkan masyarakat bahwa kapanpun mereka membutuhkan uang kartal dan pecahan apapun pihak perbankan senantiasa menyiapkan uang tersebut dalam kondisi yang baik dan layak edar. Kita meminta pihak perbankan untuk menyusun rencana pendistribusian uang kartal tersebut kepada masyarakat,”kata Soekowardojo pada acara Koordinasi Layanan Penyediaan Kebutuhan Uang Layak Edar Bulan Ramadhan dan Idul Fitri Tahun 2021 di Medan, Rabu (07/04/2021).
Soeko memproyeksikan kebutuhan uang kartal di Provinsi Sumatera Utara pada HBKN tahun ini mencapai Rp2,6 Triliun atau meningkat sebesar 4 persen dibanding tahun 2020 yang mencapai Rp2,5 Triliun. “Angka ini masih jauh lebih rendah dibanding realisasi kebutuhan uang kartal saat Ramadan dan Lebaran pada tahun 2019,”ungkap Soeko.
Asumsi peningkatan kebutuhan uang kartal tersebut imbuh Soeko berdasarkan pola yang dimiliki pihak perbankan seperti kapan dan besaran nilai uang yang biasanya ditarik nasabahnya menjelang HBKN. “Dari pola yang dimiliki pihak perbankan ini kita tabulasi sehingga muncul angka Rp2,6 Triliun itu,”ungkap Soeko.
Begitupun jika angka proyeksi ini meleset atau permintaaan uang kartal di masyarakat melebihi dari angka proyeksi yang direncanakan, maka Bank Indonesia telah mengantisipasi hal ini.”Jika ada angka tambahan melebihi Rp2,6 Triliun kita juga sudah siap akan hal tersebut. Apalagi saat ini masyarakat sudah divaksin, pastinya permintaan uang kartal akan meningkat,” tutur Soeko.
Soeko menambahkan, pada tahun ini Bank Indonesia masih mengandalkan pihak perbankan untuk melayani masyarakat melakukan penukaran uang kartal dan belum memikirkan untuk membuka layanan penukaran uang kartal di lokasi lainnya.
“Berhubung masih pandemi Covid-19 dan masih ada pembatasan sosial, kita belum memikirkan untuk membuka layanan penukaran uang kartal di lokasi lainnya. Tapi partai besarnya kita masih melalui pihak perbankan, BPR, Kantor Pos dan Pegadaian. Kalau membuka outlet di tempat lainnya seperti di Lapangan Merdeka belum kita pikirkan,”tambah Soeko.
Soeko mengungkapkan, jika dibanding sebelum terjadinya pandemi Covid-19 pada tahun 2019 kebutuhan uang kartal di wilayah ini mencapai Rp4,8 Triliun. Namun setelah terjadinya pandemi pada tahun 2020 kebutuhan uang kartal di masyarakat merosot tajam sebesar 92 persen atau menjadi Rp2,5 Triliun.
“Tahun 2020 banyak hal mempengaruhi merosotnya permintaan uang kartal seperti larangan mudik, pembatasan aktivitas masyarakat hingga penurunan kegiatan ekonomi dan penghasilan masyarakat,”tutur Soeko.(Siong)