seputar-Medan | Saat ini daya tarik wisata mulai ramai dikunjungi oleh para pengunjung, operasional di hotel makin menggeliat begitu juga di sub sektor jasa lain yang terkait pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Beberapa usaha pariwisata mulai bangkit, artinya kebutuhan SDM pariwisata menjadi vital dalam pergerakan ekonomi berporos sektor pariwisata ini,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr.H.Sandiaga Salahuddin Uno, BBA, MBA saat membuka acara Rakornas di Gedung layanan Terpadu Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan, Selasa (20/09/2022). Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung sampai dengan 22 September 2022.
Pembukaan Rakornas yang digelar secara online dan offline dihadiri Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, M.Sc,CHE, Sekretaris National Tourism Professional Board (NTPB) I Gusti Putu Laksaguna, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan RI Budi Hartawan, S.E., M.A.
Selanjutnya hadir juga Direktur SMK, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Dr. Drs. Wardani Sugiyanto, M.Pd, Direktur Bina Standarisasi Komptenesi dan Program Pelatihan, Kementerian Ketenagakerjaan RI Muchtar Azis, S.T., M.T, Komisioner BNSP Tetty DS Ariyanto, Ketua Asosiasi SMK Pariwisata Indonesia Hadi Sutrisno, SE, MM, CHA, Kepala Pusat Pengembangan SDM Parekraf Faisal, MM.Par, CHE, Plt. Direktur Politeknik Pariwisata Medan Dr. Ngatemin, S.Pd., M.Si, perwakilan dari SMKN 4 Makasar dan pegiat pendidikan vokasi parisata Mustafa, S.ST. Par, M.Pd, para Direktur Politeknik Pariwisata di bawah koordinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan jajarannya, perwakilan dinas pendidikan dan dinas pariwisata serta perwakilan SMK Pariwisata seluruh Indonesia.
Terkait hal ini Sandiaga Uno menyebutkan, kebutuhan industri akan tenaga kerja juga berubah secara dinamis. Data yang disampaikan oleh Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia menunjukkan perubahan dramatis struktur tenaga kerja yang diperlukan di industri pariwisata, misalnya kebutuhan tenaga kerja di bidang reservasi yang diproyeksikan mengalami penurunan dan tenaga kerja terkait kuliner di proyeksikan meningkat.
“Untuk itu, pendidikan vokasi pariwisata diharapkan mampu adaptif terhadap perubahan-perubahan ini,” ungkap Sandiaga.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, M.Sc,CHE menyatakan, selain dinamika di industri, pada tataran kebijakan birokratik telah lahir aturan terkait pendidikan vokasi yang perlu dicermati. Keberadaan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi juga memberi sinyal bahwa pendidikan vokasi perlu diselenggarakan secara efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, dibutuhkan pasar dan mampu berwirausaha.
“Selain efektivitas penyelenggaraan pendidikan vokasi, peraturan ini juga mendorong adanya sinergitas dan kolaborasi agar tujuan peningkatan akses, mutu dan relevansi penyelenggaraan pendidikan vokasi, termasuk di bidang pariwisata, sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha,”tuturnya.
Terkait dengan hal tersebut, imbuhnya, maka Rakornas SMK ini diharapkan dapat menjadi forum teknis untuk menyelaraskan kurikulum SMK pariwisata dengan perguruan tinggi pariwisata. Penyelarasan kurikulum berdasarkan KKNI, SKKNI, standar kompetensi dari industri dan CATC diharapkan menjadi patokan kolaborasi antar institusi penyelenggara pendidikan vokasi pariwisata ini.
“Ini juga merupakan salah satu rekomendasi penting dari penyelenggaraan Rakornas SMK Pariwisata di Tahun 2021 yang lalu,”papar Ni Wayan.
Plt. Direktur Politeknik Pariwisata Medan, Dr. Ngatemin, S.Pd., M.Si menyampaikan, penyelenggaraan Rakornas SMK Pariwisata telah diselenggarakan di bawah koordinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak tahun 2015. Hal ini dilatarbelakangi sebuah kesadaran bersama bahwa ekosistem pendidikan vokasi pariwisata harus terus dijaga dengan harapan dapat menghasilkan output SDM yang bekerja dan berwirausaha di industri pariwisata, juga industri ekonomi kreatif.
Dikatakannya, jumlah SMK yang memiliki bidang keahlian pariwisata sejumlah 2,297 sekolah tentunya merupakan modal utama dalam mempersiapkan SDM pariwisata unggulan. Selain itu, kenyataan bahwa bidang keahlian pariwisata menempati peringkat ke-4 bidang keahlian dengan peserta didik terbanyak memberi bukti bahwa masyarakat memandang sektor pariwisata ini menjanjikan peluang penyerapan tenaga kerja serta berwirausaha bagi lulusannya.
“Hal ini makin mengukuhkan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu pilar pembangunan yang mendorong kemajuan sosio-ekonomi nasional,”sebutnya .
Seperti diketahui pandemi COVID-19 memang cukup memukul terutama mengancam jutaan pekerjaan terkait industri pariwisata. Menurut data World Travel & Tourism Council pada tahun 2020, terjadi peningkatan 2,9% angka pengangguran global yang disumbang dari sektor pariwisata. Menurut data BPS 2020, sekitar 409 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan akibat Pandemi Covid-19.
Untuk itu Ngatemin berharap, kolaborasi Penyelarasan Implementasi ASEAN MRA-TP di SMK Pariwisata dan Politeknik Pariwisata yang menjadi tema dalam Rakornas SMK Pariwisata tahun ini dapat memberi solusi atas standarisasi kurikulum yang seharusnya dicapai setiap institusi pendidikan vokasi pariwisata sesuai program dan level pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik.(Siong)