seputar-Aceh Selatan | Ketika matahari hampir tenggelam di ufuk barat, namun masih saja terdengar deru molen (mesin pencampur material) tua, yang sekali-kali terbatuk-batuk, di tepi pantai Samudera Hindia. Persisnya, di kawasan lingkungan V kelurahan Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Rabu (25/8/2020).
Ternyata, seorang lelaki bernama Kamiruddin masih mencampur material ke dalam molen untuk mencetak batako (bata concrate atau bata beton) sebagai bahan dinding rumah dan keperluan bangunan lainnya.
“Beginilah, mau apalagi, kita harus selesaikan pesanan, sesuai janji agar pelanggan tidak kecewa,” ujarnya ketika seputar menyapanya dengan pertanyaan “masih kerja?”
Sambil memadatkan bahan tadi dalam cetakan, pria yang dilahirkan 56 tahun lalu ini menuturkan, terhitung bulan Februari yang lalu saat virus corona sudah mulai mewabah di Indonesia pesanan batako karyanya mulai berkurang.
“Terkadang ada, terkadang tidak, kalaupun ada, hanya dalam jumlah kecil,” ucapnya seraya memasukkan semen, pasir, dan batu jagung yang sudah diaduk dalam cetakan di bawah pondok sederhana tanpa dinding cuma beratap seng yang sudah karatan terkena uap garam laut.
Bermodalkan mesin molen usang yang kerap rusak dan alat pencetak batako seadanya, ayah dari tiga anak ini mengelola usahanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari untuk istri dan dua anaknya yang masih menjadi tanggungannya. Satu masih menempuh pendidikan diperguruan tinggi serta seorang lagi yang sakit.
“Sehari mampu menghasilkan 150-200 batako jika kondisi fisik mendukung. Tetapi dari jumlah itu tidak terus laku seperti sebelum pandemi covid-19. Sudah susah kita jual apalagi harga material pun sekarang sudah naik,” pengakuan kakek seorang orang cucu ini.
Sebelum musim corona, lanjut dia, masih lumayan ada saja yang pesan. Masa itu bisa terjual sekitar lima ribuan batako per bulannya. Sekarang hanya dikisaran dua ribu batako mungkin karena minimnya orang membangun saat ini.
Seiring dengan itu, matahari pun telah menghilang ditelan birunya air Samudera Hindia dan menyisakan sinar merah kekuning-kuningan. seputar pun beranjak dari lokasi kerja Young Jambang kerap dipanggil, dengan membawa harapan yang disampaikannya lirih tadi.
Di masa pandemi Covid-19 ini, lelaki senja itu berharap, wabah virus corona ini cepat berakhir dan pemerintah daerah melalui instansi terkait dapat membantu usahanya agar sumber ekonomi untuk menghidupi keluarganya ini, dapat bertahan.
Virus corona yang sedang mewabah tanah air dan dunia ini cukup ganas selain menyerang tatanan kehidupan masyarakat juga memorak-porandakan perekonomian masyarakat. Seperti yang dialami Kamiruddin usaha pembuat bahan bangunan batako ini juga terimbas pukulan telak upper cut virus corona. Kita semua berharap kondisi seperti ini segera pupus. (HSP)