seputar-Jakarta | Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan terjadi gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,1 di wilayah Pantai Tenggara Simeulue, Aceh pada Minggu (24/9/2023) pagi.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,86° LU ; 96,83° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 Km arah Barat Laut Nias Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 31 km,” kata Daryono dalam keterangannya.
Daryono menjelaskan, berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Teupah Selatan, Simeulue, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), dan daerah Lahewa, Nias Utara dengan skala intensitas III – IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Daryono menyebut dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” tuturnya.
“Hingga pukul 08.39 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),” kata Daryono dalam keterangannya.
Daryono meminta masyarakat sekitar agar tidak panik dan tidak terpengaruh isu yang keliru. Tak hanya itu warga diminta hindari sementara bangunan yang retak maupun rusak akibat gempa.
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” ujarnya.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tambahnya. (okezone)