seputar-Israel | Lusinan tentara cadangan Israel menolak untuk kembali berperang di Gaza. Menurut media Israel lainnya, ratusan tentara cadangan meninggalkan Israel dan pergi ke luar negeri setiap bulan tanpa memberi tahu komandan mereka, karena perang yang sedang berlangsung melawan Palestina di Gaza.
Para tentara ini berisiko menerima hukuman di tengah kerugian besar yang diderita tentara di sana.
Knesset Israel menyetujui pembacaan pertama rancangan undang-undang pada Senin (24/6/2024) yang bertujuan untuk menaikkan usia pengecualian dari dinas cadangan militer untuk sementara.
Randangan Undang-Undang (RUU) tersebut memperluas layanan bagi prajurit cadangan hingga usia 41 tahun dan untuk perwira cadangan hingga usia 46 tahun. RUU ini juga memperluas layanan beberapa profesi yang ditentukan oleh menteri pertahanan hingga usia 50 tahun, termasuk dokter tempur, paramedis, dan teknisi.
Undang-undang yang diusulkan memerlukan persetujuan dalam tiga pembacaan untuk menjadi undang-undang. Jika lolos, maka akan berlaku hingga 30 September.
Situs berita Calcalist Israel mengutip Menteri Komunikasi Shlomo Karhi yang mengatakan bahwa mengingat mobilisasi darurat dan kontribusi signifikan tentara cadangan dalam upaya tempur, demobilisasi ribuan tentara cadangan dalam peran tempur dan dukungan tempur dapat menyebabkan kerugian besar bagi efisiensi operasional tentara dan kemampuan tempur.
Pada 11 Juni, Menteri Pertahanan Yoav Gallant meminta perpanjangan undang-undang tersebut selama enam bulan. Namun setelah mendapat kritik dari penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, perpanjangan waktu tersebut disepakati selama tiga bulan.
Menurut data tentara Israel, hingga Minggu (23/6/2024) malam, 665 tentara dan perwira telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk 313 orang tewas sejak dimulainya serangan darat pada 27 Oktober. Data tersebut juga menunjukkan bahwa 3.894 perwira dan tentara telah terluka sejak awal perang, termasuk 1.977 orang dalam pertempuran darat.
Israel telah membunuh 38.000 warga Palestina di Gaza dan melukai lebih dari 86.000 lainnya, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, selain membuat sekitar 1,7 juta orang di wilayah kantong tersebut mengungsi sejak dimulainya genosida. (okezone)