seputar-Madina | Isu sejumlah oknum TNI disebut berupaya melepaskan paksa mafia tambang ilegal dari sel tahanan Mapolres Mandailing Natal (Madina) menjadi sorotan. Isu itu kemudian ditepis oleh pihak TNI dan Kepolisian.
Kapolres Madina AKBP Reza menyebut kejadian viral itu berawal dari adanya laporan masyarakat tentang praktik penambangan liar di daerah aliran sungai wilayah Kecamatan Batang Natal. Kemudian ditindak oleh penyidik dan mengamankan empat orang yang diduga melakukan penambangan.
“Kemudian ditindaklanjuti oleh penyidik Direktorat Krimsus Polda Sumatera Utara dengan melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan tersebut penyidik menemukan empat orang yang diduga melakukan penambangan liar,” ujar Reza, Kamis (1/12/2022).
Keempat orang itu kemudian dibawa ke Polres Madina untuk diperiksa. “Terkait dengan kehadiran TNI dan ada juga Dandim pada malam kemarin itu adalah suatu bentuk support dan bantuan, dukungan dari TNI khususnya dari bapak Dandim 0212 Tapsel dalam hal membantu tugas pokok Polri dalam hal pendalaman, pengembangan untuk mencari barang bukti,” ujar Reza.
Selanjutnya, Reza mengaku akan turun ke lapangan bersama Dandim dan Kasi Intel Korem 023/KS dalam hal pengamanan barang bukti 1 unit excavator. Barang bukti itu nantinya akan dititipkan di Markas Satbrimob Batalyon C Sipirok Polda Sumut.
“Untuk informasi sementara hanya seperti itu, yang viral kemarin itu tidak ada yang namanya penjemputan paksa, tidak ada anarkis. Jadi keempat pelaku yang diamankan itu dibawa bersama-sama antara penyidik Ditreskrimsus bersama TNI dalam hal ini unit Intel untuk dilakukan pengembangan dan pendalaman mencari barang bukti dari pelaku lainnya yang terlibat,” sebut Reza.
“Dapat saya sampaikan hubungan antara Polri dan TNI khususnya di Kabupaten Madina ini baik-baik saja dan semakin solid bersinergi,” tambah Reza.
Secara tegas, Reza mengaku saat penangkapan di lokasi pada Selasa kemarin, Polri dan TNI turun ke lapangan secara bersamaan.
“Di sini tidak ada bekerja sendiri, jadi bersama-sama,” sebut Reza.
Sementara Dandim 0212 Tapsel Letkol Inf Amrizal Nasution membenarkan apa yang dijelaskan oleh Kapolres Madina. Dandim mengaku, ia juga menerima informasi beredar tersebut saat menghadiri sidang paripurna di DPRD Madina.
“Saat itu kami terus koordinasi dengan Kapolres soal peristiwa yang sempat viral itu. Jadi tidak benar ada yang namanya jemput paksa atau tarik paksa dan sebagainya. Hubungan kita dan Polres baik-baik saja, bahkan kita sering duduk sambil ngopi,” sebut Amrizal.
Amrizal juga mengakui kunjungannya ke Polres Madina sampai tengah malam kemarin hanya melakukan kordinasi saja.
“Ada juga yang menanyakan ngapain Dandim ke Polres? Loh, masa sih nggak boleh main-main ke sini. Satu, ada hubungan FKPD, kedua ada hubungan adik kakak atau senior junior, kan gitu. Bukan hanya ke Polres Madina aja saya, ke Polres Sidimpuan, Polres Tapsel dan Paluta,” terangnya.
Selain Kapolres dan Dandim, dalam pers rilis itu juga dihadiri oleh Kasi Intel Korem 023/KS Letkol Inf. Budi Suradi dan Panit Subdit IV Krimsus Polda Sumatera Utara Iptu Gunawan. (detiksumut)