seputar-Medan | Kondisi dua bocah abang beradik di Medan ini sangat memprihatinkan. Tubuh keduanya mengalami penyakit aneh dengan kulit yang mengelupas.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan Haikal (9) dan adiknya Zakira (3) tampak berdoa agar diberikan rezeki dan segera dapat berobat.
“Ya Allah, berikan kami rezeki. Agar bisa beli susu, beli jajan dan tolong kami berobat, biar kami cepat sembuh,” kata sang adik.
Sang ibu, Nisa (27) mengaku, sejak kecil kedua anaknya sudah mengalami penyakit kulit. Hal bermula dari benjolan kecil yang muncul pada kulit.
“Tapi masih belum separah yang sekarang,” kata Nisa, Sabtu (3/7/2021).
Benjolan pada kulit mulai menyebar ke sekujur tubuh seiring bertambahnya usia keduanya. Selain membesar, benjolan itu mengelupas dan mengeluarkan cairan dan kerap membuat keduanya meringis kesakitan.
“Kadang kalau lagi sakit, sakit kali. Kalau udah terkelupas pasti pedih dan orang ini terus menangis menahan rasa sakitnya,” ungkapnya.
Dampak dari benjolan yang pecah, menyebabkan anggota tubuh anaknya menjadi cacat. Seperti jari yang yang rusak dan kuku yang mengelupas.
“Padahal saat lahir kondisinya normal kok. Kalau sekarang maaf cakapnya udah cacat,” bebernya.
Upaya untuk menyembuhkan kedua buah hatinya telah dilakukan dengan membawa ke beberapa rumah sakit. Namun anehnya sampai saat ini tidak diketahui apa penyakit yang diderita kedua bocah itu.
Setiap rumah sakit yang didatanginya untuk berobat selalu memberikan penjelasan yang berbeda-beda pula.
“Ada yang bilang virus kucing, ada kanker dan ada pula yang bilang penyakit turunan,” ungkapnya.
Selain itu, kendala biaya menjadi hal yang dihadapi Nisa. Sehingga kedua buah hatinya kerap menahan perih kesakitan lantaran tidak lagi menjalani pengobatan.
Apalagi, kata Nisa, dirinya bukan warga asli Kota Medan, melainkan perantau dari Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
“Biaya jadi kendala, karena tidak sanggup bayar BPJS, bukan belum diurus,” jelasnya.
Saat ini ia mengaku tidak sanggup membiayai perobatan anaknya. Terlebih suaminya hanya seorang buru tani. Penghasilannya hanya cukup bagi biaya hidup dan membeli susu untuk putri kecilnya.
Saat ini Nisa tinggal di Medan menumpang di tempat adiknya untuk meminta bantuan. Namun bantuan juga tidak kunjung dia dapat.
Dia sangat berharap ada pihak yang mau membantu anaknya. Salah satu harapannya kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
“Saya harap, bisa dilihat bapak gubernur, karena saya pribadi di Kabupaten Mandailing nggak ada respon dari pemerintahnya. Harapannya saya bapak gubernur bantu kesembuhan anak ini,” pungkasnya. (suarasumut/gus)