seputar – Jakarta | Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku kelompok penasihat yang baru-baru ini dibentuk untuk mencari tahu asal-usul virus Corona mungkin bakal jadi ‘kesempatan terakhir’. Mengapa demikian?
Dikutip dari Reuters, pada Kamis (14/10/2021), WHO menyebut 26 anggota yang diusulkan Kelompok Penasihat Ilmiah tentang Asal-usul Patogen Novel (SAGO). Di antaranya Marion Koopmans, Thea Fischer, Hung Nguyen, ahli kesehatan hewan Tiongkok Yang Yungui yang mengambil bagian dalam penyelidikan bersama di Wuhan.
Mike Ryan, salah seorang pakar WHO, menyebut tim peneliti ini mungkin menjadi kesempatan terakhir untuk menetapkan asal usul SARS-CoV-2.
“WHO berusaha untuk mengambil langkah mundur, menciptakan lingkungan di mana kita dapat kembali melihat masalah ilmiah”,katanya.
“Ini adalah kesempatan terbaik kita, dan ini mungkin kesempatan terakhir kita untuk memahami asal usul virus ini,” sambungnya.
Mengingat, kasus pertama COVID-19 dilaporkan di kota Wuhan, Tiongkok tengah, pada Desember 2019. Tiongkok berulang kali menolak teori bahwa virus itu bocor dari salah satu laboratoriumnya.
Sebuah tim yang dipimpin WHO menghabiskan empat minggu di Wuhan awal tahun ini dengan para ilmuwan Tiongkok . Dalam laporan pada Maret 2021 disebutkan, virus tersebut mungkin ditularkan dari kelelawar pada manusia melalui hewan lain. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui penyelidikan terhambat oleh kelangkaan data mentah terkait hari-hari pertama wabah.
Dalam editorial di Science, WHO menyebut penyelidikan terperinci dari kasus-kasus paling awal yang dicurigai muncul di Tiongkok sebelum Desember 2019 amat diperlukan, termasuk sampel analisis darah yang disimpan sejak 2019 di Wuhan.
“Laboratorium di daerah laporan pertama infeksi manusia muncul di Wuhan harus menjadi fokus, karena mengesampingkan kecelakaan memerlukan bukti yang cukup,” kata WHO.
Lantas, bagaimana tanggapan Tiongkok soal tindak lanjut WHO? Bakalkah menangis dugaan bahwa asal-usul virus Corona dari negara tersebut? Simak di halaman selanjutnya.
Di lain sisi, duta besar Tiongkok untuk PBB di Jenewa, Chen Xu, dalam konferensi pers terpisah menyebut tim internasional sudah dikirim ke Tiongkok dua kali. Menurutnya, ini sudah waktunya WHO mengirim tim ke negara selain Tiongkok.
“Saya percaya bahwa jika kita akan melanjutkan penelitian ilmiah, saya pikir itu harus menjadi upaya bersama berdasarkan sains, bukan oleh badan intelijen,” kata Chen.(detikhealth)