seputar – Jakarta | Setelah COVID-19 varian Omicron, dunia dibuat heboh lagi dengan temuan varian B.1.640.2 di Prancis. Varian yang secara tidak resmi disebut IHU ini masuk dalam daftar pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Variant Under Monitoring (VUM).
Para peneliti dari IHU Mediterranee Infection Foundation menemukan B.1.640.2 pada 12 pasien di kota Marseille. Varian disebut memiliki 46 mutasi yang membuatnya berpotensi lebih resistan terhadap vaksin dan mudah menular.
Manajer insiden COVID-19 dari WHO, Abdi Mahmud, menegaskan varian IHU belum menjadi ancaman serius. Alasannya varian tampak hanya ada di sekitar Marseille, tidak menyebar luas dalam beberapa bulan terakhir.
B.1.640.2 diketahui teridentifikasi pertama kali pada bulan November 2021 dan sejauh ini hanya ada puluhan sampel yang terkonfirmasi.
Sebagai perbandingan, Omicron yang juga teridentifikasi pada bulan November kini sudah menyebar lebih ke sekurang-kurangnya 128 negara. Kasus yang terkonfirmasi lebih dari 120.000 dengan sebagian besar diduga tidak terdeteksi.
“Virus itu (B.1.640.2) sebetulnya punya banyak peluang yang bisa diambil,” komentar Abdi Mahmud seperti dikutip dari New York Times, Jumat (7/1/2022).
Kemenkes RI Buka Suara
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan, hingga kini Whole Genome Sequencing (WGS) belum mendeteksi adanya varian tersebut di Indonesia.
“Varian IHU belum ditemukan di Indonesia ya,” terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi detikcom, Kamis (6/1/2022).
Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian IHU sebagai Variant Under Monitoring (VuM). Artinya, varian tersebut kini dalam penelitian dan pengawasan dan karenanya belum diberi nama seperti halnya varian Delta dan Omicron.
Sejumlah sumber menyebut varian IHU kebal dari perlindungan vaksin COVID-19. Menanggapi itu, dr Nadia meminta masyarakat untuk menunggu hasil kajian dan analisis beragam kasus global dari WHO.
Namun umumnya, semua jenis vaksin COVID-19 memiliki efikasi untuk melawan virus Corona, termasuk terhadap beragam varian virusnya. dr Nadia menegaskan, masyarakat sebaiknya tidak mudah percaya dengan informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan.
“Semua vaksin memiliki efikasi untuk tetap melawan virus COVID-19 termasuk variannya ya,” beber dr Nadia.(detikhealth)