seputar – Jakarta | Data observasi Litbangkes Kementerian Kesehatan RI menyatakan dua kali dosis vaksin mampu mencegah hingga 94 persen terkena Covid-19 dari hari ke-28 hingga ke-63. Selain itu, vaksin juga efektif dalam mencegah hingga 96 persen perawatan di rumah sakit akibat infeksi Covid-19, dan mencegah sampai 98 persen kematian karena Covid-19.
Mengacu pada hasil kajian cepat tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr.Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa sebetulnya orang yang sudah menerima vaksin tak perlu melakukan pemeriksaan antibodi.
“Kajian ini membuktikan kita enggak perlu kok cek antibodi. Dari sini kita bisa melihat hasilnya pada kelompok tenaga kesehatan yang risiko tertularnya tinggi, bahwa pemeriksaan antibodi tidak menunjukkan level proteksi itu rendah atau tinggi,” ujar dr Siti Nadia Tarmizi dilansir dari okehealth, Minggu (16/5/201).
“Bisa dilihat secara umum level proteksi dari vaksin sudah kita dapatkan, bahkan capai 94 persen sisanya hanya 6 persen risiko kita bisa jadi sakit,” tambah dia.
Diketahui ada 22,5 juta dosis vaksin Covid-19 yang diberikan pemerintah pusat melalui Kemenkes. Sayangnya, saat ini baru 8,8 juta orang yang sudah menerima vaksin dosis lengkap atau dua kali suntik.
Tingkat Vaksin Amerika 40%, Indonesia yang Baru 3,3%
Sementara itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengizinkan masyarakatnya untuk melepas masker, dengan syarat sudah menjalani vaksinasi penuh. Memang, tingkat vaksinasi di Amerika sendiri cukup tinggi.
Mesi demikian, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, meminta masyarakat Indonesia tidak mengikuti saran CDC tersebut. Menurutnya, kondisi pandemi di Indonesia dan Amerika Serikat berbeda.
Menurutnya, tingkat vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat sudah mencapai 40% dari populasi. Sementara di Indonesia, tingkat vaksinasi baru mencapai 3,3%.
“Lagipula rekomendasi boleh lepas masker itu untuk orang yang berada di daerah terbuka, dan dipastikan orang-orang di dalamnya sudah divaksinasi lengkap semua,” kata Siti Nadia, Sabtu (15/5/2021).
Nah, kalau orang itu berada di daerah tertutup dan tidak diketahui status vaksinasi pada orang lain di sekitarnya, maka tetap harus pakai masker dan menerapkan protokol kesehatan lainnya.
“Rekomendasi itu berdasar hasil penelitian mereka bahwa orang yang sudah divaksin itu walau membawa virus, tetapi jumlah virusnya tidak cukup untuk dapat menularkan kepada orang lain,” papar Siti Nadia.
Untuk kondisi di Indonesia sendiri, rekomendasi CDC tersebut belum dapat diterapkan mengingat jumlah orang yang sudah mendapat vaksinasi lengkap masih 8,9 persen, masih kurang dari 10 persen dari populasi.
“Artinya, itu cukup berisiko bagi orang yang belum divaksinasi terapar virus karena virus yang dibawa berisiko besar menular ke orang lain. Jadi, risiko penularannya masih tinggi di Indonesia jika mau melepas masker,” kata Siti Nadia.
Dengan kata lain, Siti Nadia menegaskan kepada masyarakat Indonesia agar tidak mengiyakan rekomendasi CDC karena kondisi di Amerika Serikat dengan Indonesia berbeda dan cakupan vaksinasi Indonesia masih jauh dari kondisi aman untuk melepas masker.(okehealth)