seputar – Jakarta | Nasi goreng mungkin menjadi salah satu menu makanan yang cukup mudah dibuat. Bahan-bahannya sederhana, bahkan sudah banyak produk menjual bumbu instannya seperti rasa pedas, ayam hingga sambal matah.
Namun sebagian orang menganggap, menu satu ini kurang pas apabila disantap saat buka puasa, khususnya sahur. Sebab akan berpengaruh terhadap sistem pencernaan, apalagi bisa mudah haus.
Spesialis gizi klinis, dr. Cindiawaty J Pudjiadi, MARS, MS, SpGK, mengatakan nasi goreng bisa tetap dikonsumsi saat berbuka puasa atau sahur, yakni dengan cara memasukkan bahan-bahan yang seimbang.
“Bisa ditakar jumlah minyak untuk menggorengnya, ditambah sayuran, protein seperti daging atau telur,” katanya saat ditemui di sela-sela konferensi pers pemecahan rekor MURI Berbuka Puasa dengan Nasi Goreng Peserta Terbanyak, yang digelar SASA di bilangan Jakarta Selatan, seperti dilansir dari okefood, Sabtu (1/5/2021).
Ia melanjutkan, tak semua nasi goreng yang disantap saat sahur dan berbuka puasa bisa berisiko terhadap kesehatan. Asalkan jumlah bahan-bahannya tetap sehat.
Selain itu, nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang dibutuhkan manusia saat berpuasa. Apabila seseorang kekurangan kandungan tersebut (karbohidrat) maka akan berpengaruh terhadap kinerja otak dan lainnya.
“Jika tidak ada (makan) karbohidrat sama sekali, maka otak dan sel darah kita enggak dapat makanan,” terangnya.
Oleh karenanya, memasak nasi goreng untuk berbuka puasa dan sahur harus didampingi dengan serat khususnya protein. “Mau pakai telur silahkan, ayam, ikan. Ditambahkan kacang polong, sumber protein nabati tambah serat juga di situ,” pungkasnya.
Penderita Diabetes
Sementara bagi penderita diabetes ragu jika ingin berbuka dengan makanan manis selama Ramadan. Sebenarnya boleh enggak sih penderita diabetes menyantap makanan manis?
Sebagian khawatir jika makan atau minum manis bisa meningkatkan gula darah. Apalagi kalau mengonsumsinya setiap hari.
Dijelaskan Ketua Umum PB PERKENI Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp.PD-KEMD, ada syarat jika penderita diabetes ingin makan atau manis saat buka puasa. Anda perlu konsultasi dengan dokter, apalagi kalau harus minum obat pengontrol gula darah setiap hari.
“Anjuran dari dokter pas puasa mempersiapkan gula darah dengan bajk. Di samping minum obat pil, maka pola makan harys menyesuaikan selama buka puasa,” kata Dokter Ketut saat webinar Kalbe Farma “Mengendalikan Diabetes Pada Masa Pre dan Pasca Vaksinasi COVID-19”.
Puasa, menurutnya, menjadi momen untuk memperbaiki metabolisme. Ketika puasa Anda juga harus mengontrol gula darah, apakah menurun atau normal.
Menjaga pola makan selama puasa penting dilakukan. Termasuk membatasi konsumsi makanan atau minuman manis.
Jika tidak, muncul risiko buruk dalam tubuh Anda, terutama saat angka gula darah melonjak. Normalnya yakni 100 mg/dL.
Pada saat buka puasa misalnya, mengonsumsi makanan manis-manis, maka akan terjadi lonjakan gula darah.
“Sebenernya aman saja (makan manis) tapi persoalannya buka puasa rentan terjadi lonjakan gula darah,” ungkapnya. “Kalau ingin makan manis, ga ada lonjakan gula darah jadi boleh minum atau makan manis,” lanjut dia.
Gejala yang harus diperhatikan jika terjadi lonjakan gula darah para adalah mata kunang-kunang, berkeringat dingin, kayak mau jatuh. “Kalau mengalami kondisi ini, kadar gula darah dicek dan sememtara waktu puasanya stop,” tutupnya.(okefood)