seputar-Bima | Penemuan harta karun diduga peninggalan kerajaan ‘tempo doeloe’ menghebohkan warga Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Benda-benda emas dan perak ini ditemukan tiga penggali kubur secara tak sengaja di kawasan pemakaman umum Cuhi Pangga Pupa.
Harta karun yang ditemukan berupa cincin emas, cincin perak, gelang, dan anting emas. Selain itu juga ada tengkorak di antara harta karun tersebut.
Ketiga penemunya yakni Ibrahim, Ramli dan Robi Mas’ud. Mereka bertiga ketika itu sedang menggali kubur pada kedalaman 2 meter.
Kepala Seksi Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bima Munawar mengatakan, penemuan ini cukup menghebohkan masyarakat. Bahkan pihaknya langsung turun untuk menginvestigasi temuan tersebut.
Berdasarkan pengakuan salah satu penemu benda tersebut, awalnya mereka sempat terkejut begitu melihat tengkorak ketika menggali kubur. Namun saat memeriksa bagian sampingnya, ternyata ada benda-benda tersebut.
“Jadi awalnya mereka sempat tidak percaya lantaran benda-benda itu bercampur tanah. Setelah diperiksa seksama, baru mereka semringah,” ujar Munawar kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (17/9/2021).
Menurutnya, penemuan benda purbakala itu bukan yang pertama kali. Sebelumnya, warga sekitar juga pernah menemukan mata tombak, tusuk konde, dan lainnya. Hanya saja, benda-benda tersebut dikoleksi pribadi dan ada juga yang dijual ke kolektor.
Seperti halnya penemuan cincin, gelang dan anting. Barang-barang itu lalu dibagi mereka bertiga. Ibrahim mendapat dua cincin, Ramli memeroleh cincin dan anting, sedangkan rekannya memeroleh gelang dan anting.
“Kami sudah sampaikan kepada mereka agar jika ingin menjual, ya dijual ke pemerintah. Jangan ke orang lain,” katanya.
Benda itu pun sempat diperiksa ke toko perhiasan dan untuk cincinnya seberat 25 gram emas. Sementara yang lain belum dipastikan.
Menurut masyarakat, Cuhi merupakan penguasa kawasan utara. Artinya sebagai kawasan kerajaan lama sehingga sering ditemukan benda purbakala. Pemerintah Kota Bima sudah melaporkan penemuan tersebut ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali.
“Sudah kami laporkan hal itu dengan harapan ditindak lanjuti,” katanya.
Munawar membantah jika penemuan emas itu mengundang orang untuk berbondong-bondong menggali kompleks permakaman umum tersebut.
Masyarakat percaya kehidupan mereka tidak akan baik-baik saja jika sengaja mencari harta karun di wilayah tersebut. (inews)