seputar-Manado | Warga Manado dihebohkan dengan penampakan awan besar berwarna hitam pekat yang muncul di langit kota Manado sekira pukul 17.45 Wita, Senin (28/6/2021).
Awan hitam besar itu sempat menghebohkan dan menjadi tontonan warga yang ada dipesisir pantai Manado. Ada yang mengira itu asap letusan gunung lokon, namun ada juga yang menyebut kalau itu adalah awan Cumulonimbus.
“Tebal sekali asapnya, terlihat di ujung pantai Malalayang,” kata Marwan, warga setempat, Senin (28/6/2021).
Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle mengatakan bahwa jika dilihat dari bentuknya, awan tersebut merupakan awan Cumulonimbus.
“Awan Cumulonimbus yang sudah pada fase matang/mature akan memiliki dasar awan dan tinggi awan yang jelas seperti yang terjadi,” kata Ben Arther Molle.
Di dalam awan Cumulonimbus itu, kata Ben, memang terdapat muatan listrik sehingga akan mengakibatkan kilat/petir. Pada kasus tersebut kilat/petir yang terjadi merupakan jenis kilat/petir intercloud atau terjadi di dalam awan.
“Tapi kami cek diradar cuaca dulu untuk melihat kondisi awannya,” tuturnya.
Dia pun menegaskan bahwa kabar adanya fenomena-fenomena lain seperti beredar di masyarakat merupakan hoaks. Salah satu kabar di masyarakat tersebut mengaitkan kehadiran awan tersebut sebagai pertanda akan berlangsungnya gunung meletus.
“Awan Cumulonimbus yang telah berada pada fase matang/mature akan memiliki dasar awan dan tinggi awan yang jelas seperti yang terjadi tersebut. Luasan awan Cumulonimbus (CB) bisa mencapai 1-10 KM dan tingginya bisa mencapai lebih dari 10 KM,” kata Ben Arther Molle.
Pada fenomena yang terjadi tersebut terlihat ciri khas dari awan CB, yaitu memiliki puncak yang menyerupai jamur atau berbentuk seperti landasan pesawat (anvil dome).
Dalam awan CB, terdapat ion positif dan negatif yang dapat dilepaskan sebagai kilat/petir yang merupakan jenis kilat/petir intracloud atau terjadi di dalam awan yang sama.
“Jenis awan ini sangat berbahaya bagi aktifitas masyarakat dan penerbangan karena selain petir, terdapat turbulensi (golakan udara) kuat, microburst, hingga hail (hujan es),” tutur Ben.
Ben juga menghimbau agar masyarakat tidak panik dan termakan hoaks. Meski demikian, ia pun mengimbau warga lebih berhati-hati, dan tanggap cuaca lantaran awan ini berpotensi mengakibatkan hujan es. (okezone)