seputar-Banda Aceh | Teka-teki seorang pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh diduga Bharaka Asep mulai ada titik terang. Polisi menemukan keturunan dari sisi ibu Brimob yang hilang saat tsunami dengan pasien tersebut.
Dirangkum detikcom, Jumat (11/6/2021), informasi keberadaan pasien diduga Asep itu awalnya beredar di WhatsApp grup internal anggota polisi pertengahan Maret lalu. Informasi yang beredar menyertakan foto yang sudah digabung.
Foto pertama menampilkan seseorang berseragam Polri bernama Asep dan foto satu lagi pasien di RSJ Banda Aceh. Pasien itu disebut Bharaka Asep, anggota Resimen II Pelopor angkatan 351 99/00.
Saat tsunami menerjang Aceh 26 Desember 2004, Asep disebut bertugas di Poskotis Brimob Peukan Bada, Aceh Besar. Dalam pesan itu juga disebut Asep berasal dari Kesatuan Resimen 1 Kedung Halang Bogor.
Usai beredar informasi tersebut, Polda Aceh turun tangan melakukan pengecekan ke RSJ Aceh di Jl. Dr. Syarif Thayeb, Bandar Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Polisi berkoordinasi dengan Korp Brimob untuk menguak identitas pria tersebut.
“Pasien ini akan dilakukan tes DNA, sidik jari, dan pengenalan tanda lahir lainnya,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy kepada wartawan, Kamis (18/3/2021).
Selama dirawat di RSJ Aceh sejak 2009, pasien itu akrap disapa ‘Pak Zainal’. Hasil penelusuran polisi diketahui Pak Zainal dibawa ke RSJ oleh kepala desa di Kecamatan Sampoinet, Aceh Jaya.
“Pihak RSJ sempat mengantar kembali dia ke sana tapi warga setempat tidak mau menerimanya, sehingga dibawa kembali ke RSJ Banda Aceh,” jelas Winardy.
Setelah kabar penemuan Bharaka Asep beredar, polisi juga berkoordinasi dengan keluarga Brimob itu di Lampung. Berdasarkan keterangan adik kandung Asep, anggota Brimob yang hilang saat tsunami 26 Desember 2004 itu memiliki sejumlah ciri-ciri. Di antaranya luka di pelipis kanan, lesung pipi serta tanda khusus di telinga.
“Ciri fisik itu sudah ditemukan di pasien diduga Asep,” tutur Winardy kepada wartawan, Jumat (19/3).
Kondisi pasien Pak Zainal disebut lebih kurus dan sudah berumur. Namun polisi memastikan ciri-ciri Pak Zainal sama dengan Asep.
“Kita sudah memastikan kemungkinan 80 persen ciri-ciri fisik yang disebutkan saudaranya ada di Asep yang di RSJ,” jelas Winardy.
Selain itu, Winardy menyebut Pak Zainal masih memiliki jiwa-jiwa Brimob. Dia juga menunjukkan sikap sempurna ketika teman letingnya menyanyikan lagu-lagu Brimob.
Bagaimana kehidupan Zainal yang diduga adalah Bharaka Asep, seorang Brimob yang hilang saat tsunami 2004 terjadi?
“Yang bersangkutan tidak mengenali (teman letingnya), tapi jiwa mungkin jiwa Brimob-nya masih ada,” beber Winardy.
“Dia pengen nyanyi tapi dia tidak bisa dia hanya bisa mendengung-dengungnya berusaha mengikuti apa yang dinyanyikan letingnya pada saat pertemuan itu,” jelas Winardy.
Dalam pertemuan dengan leting itu, kata Winardy, ada satu orang berseragam polisi. Teman-teman Asep bertanya tentang polisi itu.
“Teman dia tanya ‘Eh Sep itu siapa?’ dia menjawabnya ‘senior’,” ujar Winardy.
“Memang jiwa-jiwa dia sebagai aparat kepolisian masih ada. Tapi kita tidak mau berspekulasi lagi tapi kita masih menunggu hasil tes DNA,” sambungnya.
Zainal Terlunta-lunta di Aceh Jaya
Sementara itu, Kapolsek Sampoiniet Aceh Jaya Ipda Wahyudi, mengatakan, Pak Zainal terluntang-lantung sekitar dua bulan di kawasan Sampoinet Aceh Jaya sekitar tahun 2009. Kepala Desa Fajar ketika itu dan pihak Puskesmas berinisiatif membawa Zainal ke RSJ.
“Kita belum tahu bagaimana dia waktu itu ada di Aceh Jaya,” kata Wahyudi saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (19/3).
Lima tahun dirawat, pihak RSJ sempat mengembalikan Zainal ke Desa Fajar pada tahun 2014 lalu. Namun warga di sana tidak menerimanya karena Pak Zainal bukan warga setempat.
Warga disebut meminta Pak Zainal dirawat di RSJ saja. Alasannya masyarakat disebut khawatir Pak Zainal tak ada yang mengurus bila tinggal di sana.
Dua tahun berselang, kata Wahyudi, ada keluarga dari Lampung datang ke Aceh Jaya pada 2016. Mereka mengaku sedang mencari anggota polisi bernama Zainal yang hilang saat tsunami 2004 lalu.
“Ibu si polisi itu ngaku bermimpi anaknya masih hidup dan terluntang-lantung di daerah sini. Mereka juga memasang selebaran serta nomor HP di tiang-tiang listrik dan mencari sekitar seminggu,” ujar Wahyudi.
Menurut Wahyudi, beberapa hari lalu pihak RSJ kembali memulangkan Pak Zainal ke Desa Fajar. Saat itulah, Kepala Desa Fajar disebut teringat Pak Zainal yang dibawa pihak RSJ mirip dengan yang dicari keluarga asal Lampung.
“Kades itu kemudian memberi tahu ke Brimob dan kami. Anggota Brimob mengecek ke rumah sakit dan mengirim foto ke grup leting,” jelas Wahyudi.
“Teman-teman letingnya yang di Jawa menyebut itu Asep pernah tugas di Peukan Bada, Aceh Besar,” lanjutnya.
Wahyudi mengatakan, warga Aceh Jaya tidak mengetahui nama asli pasien di RSJ tersebut. Nama Zainal disebut pemberian kepala desa lama ketika membawa dia ke RSJ.
“Informasi dari masyarakat si Zainal ini tidak pernah bicara satu kata pun waktu di sini,” ujar Wahyudi.
Garis Ibu Diteliti Polri
Tiga bulan berselang, Polri masih menunggu hasil tes DNA Pak Zainal. Kapusdokkes Brigjen Rusdianto mengatakan ada temuan awal dari pemeriksaan yang dilakukan.
“Nanti nunggu dari laboratorium DNA,” ujar Rusdianto saat ditemui di Mabes Polri, Jumat (11/6).
Rusdianto menyebut pihaknya menemukan garis keturunan dari sisi ibu Bharaka Asep pada pasien RSJ diduga Asep itu. Namun, hal itu masih harus diperiksa mendetail lagi.
“Kan dari garis awal udah ditemuin. Ditemuin dari garis ibu kayaknya. Jadi perlu di-cross check lagi dari garis ibu,” katanya.
Rusdianto mengatakan sampel DNA dari ibu Bharaka Asep juga sudah diambil. Rusdianto berjanji hasil tes DNA segera diumumkan.
“Sudah (ambil DNA dari pihak ibu). Tunggu hasilnya ya. Secepatnya,” ucap Rusdianto. (detik)