seputar – New York | Nama Alexandr Wang (26) menjadi sorotan saat Forbes menobatkannya menjadi miliarder termuda dunia tahun 2022 dengan kekayaan mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp15,107 Triliun.
Sepak terjangnya mendirikan perusahaan Scale AI yang bebasis teknologi Artificial Intellegence (AI) atau kecerdasan buatan saat masih berusia 19 tahun, membuatnya dijuluki sebagai the next Elon Musk.
Perjalanannya hingga masuk dalam jajaran milirder dunia saat masih berusia 24 tahun, dimulai dari ketertarikannya pada teknologi AI, selama perjalanan ke Tiongkok, tanah air leluhurnya.
Alexandr Wang mengakui tertarik mengamati para insinyur paling cemerlang di China yang mendiskusikan potensi AI tanpa membahas aplikasi praktisnya. Momen penting ini, ditambah dengan latar belakang orang tuanya sebagai fisikawan nuklir, mendorong tekadnya untuk mengeksplorasi AI.
Diberkahi dengan kepintarannya di bidang matematika, Wang mendapatkan pekerjaan pengkodean di Quora saat masih remaja. Keingintahuannya dan kegigihannya dalam memperdalam ilmu membawa Wang ke Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang bergengsi, tempat dia mengasah ilmu dan mempelajari teknologi AI.
Pada usia 19 tahun, saat baru menempuh kuliah satu tahun di MIT, Wang melakukan lompatan dengan mendirikan Scale AI pada tahun 2016. Keputusannya sangat tepat, karena saat itu industri mulai memanfaatkan kekuatan AI untuk pertumbuhan mereka.
Scale AI memulai bisnis dengan memberikan data penting kepada perusahaan kendaraan otonom, dan secara bertahap memperluas jangkauannya ke berbagai sektor seperti otomatisasi perusahaan, e-commerce, asuransi, dan robotika.
Meskipun kebangkitan AI terus menjadi area pendanaan panas bagi pemodal ventura dan investor pemula ritel, bahkan menghadirkan berbagai startup seperti GenesisAI dan OpenAI, Alexandr Wang mampu membawa Scale AI bertahan di industri.
Dengan menggunakan potensi clickworker dan mengintegrasikan keterampilan unik disertai algoritme AI canggih, Wang menciptakan formula kemenangan yang mendorong efisiensi dan mengatasi masalah etika, yang menjadi kelebihan Scale AI dibandingkan pesaingnya.
Fokus Wang pada kompensasi yang adil dan manfaat yang setara bagi pekerja klik membuat perusahaannya berbeda dari bisnis lain yang digerakkan oleh AI.
Titik balik bisnis Wang terjadi ketika Angkatan Udara AS mengontrak Scale AI untuk mengimplementasikan AI guna mengoptimalkan manajemen datanya, khususnya dalam menganalisis citra satelit. Kolaborasi ini menghasilkan lebih dari 350 juta dolar AS dalam kontrak pemerintah.
Hal itu, memperkuat posisi Scale AI sebagai pemain terkemuka dalam domain AI, dan membawa Wang mencapai posisi di klub miliarder elit dunia saat usianya baru 24 tahun. Tak hanya itu, pengusaha muda yang memilih keluar dari MIT tersebut dipuji sebagai seorang jenius dan dijuluki the next Elon Musk, visioner dan pendiri SpaceX dan Tesla Inc. (sindo)