seputar – Jakarta | Meski banyak yang sembuh dengan sendirinya, beberapa kasus COVID-19 bisa berakibat fatal dan mematikan. Perawatan pada masa kritis COVID-19 jadi sangat krusial.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sempat memaparkan, sebanyak 40 persen pasien COVID-19 tidak menunjukan gejala sama sekali. Sedangkan 20 persen lainnya berpotensi mengalami gejala parah.
Pada titik kritis atau masa inkubasi, pasien COVID-19 mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Namun pada masa tersebut, dengan atau tanpa gejala, seseorang yang sudah terpapar virus Corona tetap bisa menularkan ke orang lain.
Menurut riset yang berlangsung pada awal pandemi di Wuhan, China, masa kritis COVID-19 berlangsung selama 5-10 hari. Artinya, seorang pasien COVID-19 diperkirakan baru akan mengalami gejala dalam waktu 5-10 hari setelah ia terpapar virus Corona.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh penelitian dari Harvard Medical School. Disebutkan, masa inkubasi COVID-19 berlangsung selama 3-14 hari. Penularan virus ke orang lain bisa terjadi selama 48 jam sebelum gejala muncul.
“Waktu dari terpapar COVID-19 hingga muncul gejala berkisar 5-6 hari dan dapat berkisar antara 1-14 hari. Maka itu, orang yang telah terpapar virus disarankan untuk tetap di rumah dan menjauh dari orang lain, selama 14 hari, untuk mencegah penyebaran virus, terutama jika tes tidak mudah tersedia,” terang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari laman resminya, Kamis (8/7/2021).
Amat penting untuk pasien melakukan isolasi selama masa inkubasi COVID-19. Demi keamanan, orang yang sempat melakukan kegiatan berisiko seperti kumpul-kumpul atau bepergian dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri, bahkan jika tubuhnya tidak mengalami gejala dan belum mengetahui ada atau tidaknya infeksi virus Corona.
Gejala apa yang paling sering muncul di awal?
Umumnya, gejala yang paling sering muncul di awal adalah gejala ringan seperti batuk kering, demam, kelelahan, serta hilang indera penciuman atau anosmia. Namun pada beberapa orang, muncul juga masalah pencernaan seperti mual dan diare.
Setiap orang bisa membutuhkan waktu pemulihan berbeda, tergantung pada tingkat keparahan, daya tahan tubuh, dan penanganan. Maka itu, penting untuk memantau kondisi tubuh selama masa kritis COVID-19.(detikhealth)