seputar – Jakarta | Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid merespons kembali Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang tetap berharap Yenny maju cawapres dari poros koalisi lain, bukan di poros pengusung Anies Baswedan. Membalas itu, Yenny menyebut pernyataan Jansen terkesan berputar-putar.
“Saya pusing Mas Jansen, baca tanggapannya,” kata Yenny membalas cuitan Jansen di Twitter dilihat, Minggu (13/8/2023). Yenny telah mengizinkan unggahannya untuk dikutip.
Ia bingung lantaran pernyataan Jansen yang dinilai sama. Yenny pun menyamakan balasan Jansen seperti tong setan pasar malam.
“Muter-muter kayak tong setan di pasar malam,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Jansen tetap berharap Yenny maju sebagai cawapres dari poros koalisi lain. Hal ini disampaikan Jansen usai pernyataannya yang menolak Yenny menjadi cawapres Anies, direspons dengan keheranan oleh pihak terkait.
“Hehe. Ampun, Mbak. Kalau soal dukung-mendukung siapa–karena perbedaan ini terkait politik dan pemilu besok–ya kembali pada sikap, keyakinan dan pilihan jenengan, Mbak. Sama dengan sikap saya, sepanjang koalisi ini namanya masih menyandang ‘perubahan’ sesuai nama di piagam yang telah ditandatangani 3 partai–dan ini juga sama dan sejalan dengan hasil Rapimnas partai kami Partai Demokrat tahun 2022 yang menghasilkan keputusan tentang Perubahan dan Perbaikan sebagai agenda politik Demokrat di Pemilu 2024–idealnya menurut saya kandidatnya ya bukan bagian rezim. Biar kontras sekalian. Itulah sikap saya,” kata Jansen dalam cuitan akun Twitter-nya seperti dikutip, Jumat (11/8/2023).
“Karena bagi saya itulah gunanya pemilu dan diharapkan terjadi di pemilu. Ada perbedaan jelas antarkandidat. Jika tidak, nama ‘perubahan’ ini diubah saja. Karena nama/’merek’ itu vital, jadi panduan bagi pemilih, jadi pembeda dalam kebijakan yang akan diambil ke depan,” imbuhnya.
Jansen menekankan penolakannya terhadap Yenny menjadi sikap dan pilihan politiknya. Dengan begitu, menurutnya, hal itu tidak perlu diperdebatkan.
“Karena ini soal sikap, keyakinan dan pilihan politik–bukan argumen soal opini atau kebijakan–sebenarnya tidak perlu ada yang diperdebatkan. Saya juga sepenuhnya menghargai sikap yang jenengan ambil, Mbak, termasuk soal akan mendukung atau tidak mendukung siapa,” katanya.
Jansen lalu menceritakan di pilpres sebelumnya mendukung Ketum Gerindra Prabowo Subianto namun sekarang sudah menjadi bagian dari pemerintahan. Menurutnya, pilihan yang berubah-ubah sudah menjadi hal lumrah di politik.
“Soal lain-lainnya saya kira sudah cukup gamblang saya jelaskan di tulisan itu. Itulah keyakinan dan sikap politikku, Mbak. Sama dengan sikap dan pilihan saya di pemilu 2019 lalu mendukung Pak Prabowo/Mas Sandi habis-habisan. Walau kemudian hasilnya kalah dan dampaknya masih saya rasakan sampai sekarang–khususnya di kampung, karena mayoritas di suku/di kampung saya pendukung berat Pak Jokowi semua–buat saya tidak mengapa, itulah politik, pilihan berbeda pasti terjadi dengan segala konsekuensinya,” ujar Jansen.
“Sekarang Pak Prabowo yang saya dukung dulu sudah jadi bagian rezim dan pemerintahan. Jika koalisi perubahan ini terus lanjut dan maju sampai pendaftaran (tidak bubar di tengah jalan), maka pilihan politik saya berikutnya tentunya berseberangan dengan beliau termasuk dengan banyak kawan-kawan saya yang lain yang dulu satu barisan. Namun namanya kawan ya tetap selamanya kawan, walau pilihan politik sekarang berbeda dan nanti mungkin kami akan berdebat keras tentang banyak hal di banyak tempat,” imbuh dia.
Jansen mendukung Yenny dapat ikut berkontestasi di pilpres dari poros koalisi lain.
“Terakhir, sehat terus, Mbak. Saya juga mendoakan dan mendukung jenengan semoga bisa ikut berkontestasi di Pilpres ini, khususnya mengisi posisi cawapres yang masih kosong di beberapa koalisi yang telah terbentuk khususnya di blok lanjutkan. Karena sebagaimana telah saya sampaikan juga dalam tulisan itu secara terang benderang, bagi saya, dengan segala atribusi yang melekat dalam diri jenengan, jenengan itu sangat lengkap. Sama lagi dengan ketumku sama-sama Alumni Harvard juga,” kata dia.
Adapun sebelumnya, Yenny merespons penolakan Jansen Sitindaon atas dirinya yang berpotensi menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan. Yenny Wahid heran dengan Jansen yang langsung menolak dirinya.
“Kalau situ belum apa-apa udah menolak saya, pas bossmu butuh dukungan, saya emoh lho,” kata Yenny Wahid dalam cuitannya seperti dilihat detikcom, Kamis (10/8). Cuitan Yenny Wahid ini menjawab cuitan penolakan Jansen Sitindaon. (detik)