seputar-Jakarta | Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung ada sosok yang mencari keuntungan di tengah pandemi.
Berbicara saat perayaan HUT PDI-P ke 49 secara virtual, Megawati menyebut bahwa sosok yang dimaksud adalah kelompok yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya.
“Saya masih melihat ada saja kelompok politik mencoba memancing di air keruh. Di luar itu ada juga suatu kelompok kepentingan yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya,” kata Megawati, Senin (10/1/2022).
“Atas nama pandemi, mereka masih saja mencari keuntungan materi,” tegas Megawati.
Bahkan, menurut dia, masih ada kelompok anti kemajuan. Kelompok-kelompok tersebut, kata dia, adalah mereka yang selama ini menolak uluran tangan dari pemerintah.
“Masih saja ada kekuatan anti kemajuan, mereka menolak bentuk protokol kesehatan karena keyakinan sempit yang meminggirkan nalar dan alam pikir. Mereka menolak berbagai uluran tangan pemerintah,” kata Megawati.
Megawati mengaku heran dengan fenomena tersebut. Padahal, kata dia, pemerintah sudah menggelontorkan berbagai macam bantuan selama pandemi Covid-19.
“Rakyat dan pemimpinnya masih kurang apa ya? Kalau saya lihat pak Jokowi sampai ke daerah ketemu masyarakat,” tegasnya
Harga Sembako
Megawati juga angkat bicara perihal kenaikan harga sembako yang dalam beberapa bulan terakhir terjadi.
“Saya sendiri pak Jokowi, bayangkan. Saya kan sering lihat toh. Kemarin harga cabai sekian, harga minyak goreng sekian, bawang merah sekian. Aneh menurut saya. Kok klasik amat ya,” kata Megawati.
“76 tahun merdeka lho, masih sih begitu saja, di mana ya salahnya? Ini autokritik,” tegas Megawati.
Megawati mengatakan persoalan kenaikan harga sembako sudah terjadi sejak lama. Bahkan, persoalan ini sempat mengemuka saat ia menjadi anggota parlemen.
“Saya juga mengkritik ketika di DPR, saya sering kali itu makanan saya tiap hari. Tahu-tahu saya mesti ke mana, itu karena petani-petani minta Ibu Mega datang,” kata Megawati.
“Karena kenapa kok harga bawang ini kelihatannya akan jatuh, ya karena daerah saya Jawa Tengah, saya larilah ke Jawa Tengah. Saya menanyakan, kenapa, kenapa. Jadi menurut saya jalan, pengalaman saya, seperti makan nasi tiap hai, tapi kok masih hari ini kok masih klasik. Sebetulnya ada apa,” jelasnya. (cnbcindonesia)