seputar – Tapteng | Beredar video yang sempat viral dan menghebohkan memperlihatkan wajah mantan anggota DPRD Kabupaten Tapteng, Sumatera Utara (Sumut), Awaluddin Rao berlumuran darah.
Dalam video berdurasi 2 menit 7 detik itu, Awaluddin Rao menceritakan kronologi kejadian itu. Video ini pun viral dan menghebohkan jagat sosial media (medsos) Facebook hingga tersebar di sejumlah grup WhatsApp, Sabtu (17/7/2021).
“Ini proses penyekatan di Solok, antara batas Padang dengan Solok. Kebetulan saya baru lewat. Baru mutar aja pak melihat truk kita yang terbalik di sana,” kata Awaluddin Rao seperti terdengar dalam video rekaman itu.
“Saya tadi mau melapor ke sini pak, mau keluar. Saya mau balik ke Padang. Rumah saya di Padang tidak lebih dari setengah jam. Sampai di sini saya mau balik lagi ke rumah, dihambat,” lanjutnya menerangkan.
Dia pun mengaku sudah lupa kepada siapa (petugas) tadinya ia melapor, karena banyak petugas di lokasi penyekatan tersebut.
“Akhirnya saya didorong pak, saya megang pena. Tertusuk ke mata saya (kiri), udah buta pak,” ungkap mantan Wakil Ketua DPRD Tapteng itu.
“Ini komandannya di sini pak Mesmon, pak polisi. Banyak lagi yang lain. Mata saya sudah buta ditusuk sama pena,” jelas dia dalam video tersebut.
“Saya tidak berbohong. Demi Allah, didorongkan saya supaya masuk. Masuk pena satu pak. Ini darahnya semua pak,” ungkap Awaluddin Rao.
“Saya tidak keluar kota, masih dalam Kota Padang pak, ndak lewat perbatasan pak,” sambungnya menjelaskan.
“Dan tadi saya mau keluar, melapor di sini pak. Tapi saya nggak ingat sama siapa di antara yang banyak ini pak,” katanya.
Minta Maaf ke Polisi
Awaluddin Rao akhirnya mendatangi Polresta Padang, Minggu (18/7/2021). Berdarah di Posko PPKM Padang. Kedatangan eks anggota DPRD Tapteng itu untuk meminta maaf kepada seluruh petugas yang ada di lokasi Pos Sekat Lubuk Paraku, di jalan utama Padang-Solok.
“Saya datang ke sini dengan kesadaran sendiri terkait perilaku saya yang ada dalam video yang beredar,” katanya.
Awalludin mengaku tidak akan mengulangi perbuatannya. Menurutnya, tugas dari pemerintah sangat berat, terutama petugas di lapangan dalam pencegahan penularan Covid-19.
“Saya kira, bagi diri saya ini merupakan permohonan maaf kepada institusi kepolisian,” katanya.
Dia mengaku tidak berniat untuk menjelek-jelekkan institusi kepolisian. Dia mendukung penuh kepolisian untuk menjalankan tugas-tugasnya dalam hal ini bertugas di pos penyeketan.
“Kedatangan saya ke sini adalah atas kesadaran saya sendiri dan tanpa ada paksaan,” imbuhnya.
“Saya juga minta maaf atas viralnya video tersebut sehingga mengganggu konsentrasi atau menambah kerja dari petugas,” tuturnya lagi.(smartnews/suara)