seputar-Malang | Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menyebut pihaknya terpaksa menembakkan gas air mata ke arah penonton karena massa yang sudah tidak terkendali. Massa Aremania langsung merangsak masuk dan mengejar pemain Arema FC dan petugas keamanan.
“Hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap mereka yang di atas,” ucap Irjen Pol Nico Afinta pada Minggu dini hari (2/10/2022) di Mapolres Malang.
Pihaknya berdalih gas air mata hanya diarahkan ke massa yang berusaha masuk ke lapangan. Tapi kepanikan justru terjadi juga kepada mereka yang masih berada di tribun untuk mencari jalur keluar karena pedihnya gas air mata.
Hal inilah yang dikatakan Nico terjadi penumpukan di beberapa pintu yang menyebabkan 130 korban jiwa (sebelumnya disebut 127 orang) dan 180 orang luka-luka.
“Itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan, supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan, ataupun mengejar para pemain dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata karena menyerang petugas, sudah merusak mobil, dan akhirnya kita semprotkan gas air mata,” terangnya.
Sebelumnya, salah satu Aremania (suporter Arema FC), Rezki Wahyu membeberkan kronologi tragedi kelam sepanjang sejarah sepak bola Indonesia tersebut lewat akun Twitternya @RezqiWahyu.
Dalam postingan, Rezki mengatakan dari awal masuk stadion kondisi pemain sedang pemanasan. Semua berjalan tertib hingga kick off pukul 20.00 WIB.
Kata dia saat pertandingan berjalan pun suasana aman tanpa kericuhan sedikitpun. “Yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya,” tulisnya.
Hingga wasit meniup Pluit panjang, tanda berakhirnya pertandingan Arema tak bisa menyamakan kedudukan alias kalah.
“Disinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit dibunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa,” tulis Rezki.
Lanjut Rezki, Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur permintaan maaf ke arah supporter.
Namun, satu orang suporter dari arah tribun selatan nekad masuk ke lapangan. Dia mendekati Bek Arema FC Sergio Silva dan Kiper, Adilson Aguero dos Santos.
“Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka,” tulis Rezki.
Kemudian, lanjut Rezki ada lagi beberapa suporter yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema. Melihat hal tersebut, Bek Arema Joha Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada suporter tersebut.
“Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain,” tulis Rezki.
Hal itu kata Rezki diikuti dengan lemparan benda ke arah lapangan. Suporter pun tak bisa dikendalikan. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti degan pengawalan ketat polisi.
“Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan,” katanya.
Pihak aparat, lanjut Rezki juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter. Menurut dia perlakuan aparat sangat kejam dan sadis. Para suporter dipentung dengan tongkat panjang.
“1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya,” tulis Rezki.
“Tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif,” tambahnya.
Kata Rezki, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan. Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.
“Yang ahirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah supporter,” katanya.
“Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung di tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10,” ungkap Rezki.
Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun. Mereka berlarian mencari pintu keluar. Tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata. (okezone)