seputar – Jakarta | Situs pemeringkat militer dunia, Global Firepower, mencatat, kekuatan militer Indonesia di bawah Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menempati posisi ke-16 dari 140 negara sedunia pada 2021. Namun, berada di peringkat pertama di Asia Tenggara.
Indonesia, dilansir dari okezone, Kamis (14/10/2021), berada di peringkat ke-16 dengan skor indeks kekuatan (power index) sebesar 0,2684 poin. Artinya, nyaris serupa dengan kekuatan militer negara maju.
Sebagai catatan, skor indeks kekuatan semakin kecil jika tingkatan milier suatu negara makin tinggi. Pun sebaliknya, peringkat militer kian rendah apabila skor indeks kekuatannya semakin besar.
Terdapat lebih dari 50 indikator yang digunakan Global Firepower dalam menghitung skor indeks kekuatan stiap negara. Negara-negara kecil yang memiliki kelebihan dalam perhitungan di beberapa indikator menjadi keunggulan dalam bersaing dengan negara-negara maju.
Di tingkat kawasan, Vietnam berada di bawah Indonesia dengan skor indeks kekuatan sebesar (0,4189) atau berada di peringkat 24 global. Berikutnya Thailand dengan skor indeks kekuatan 0,4427 atau posisi le-26 dunia.
Peringkat ke-4 di Asia Tenggara ditempati Myanmar dengan nilai 0,6521, berikutnya Singapura 0,4566, Malaysia 0,7451, Filipina 0,8291, Kamboja 2.2751, dan Laos 3.3003. Global Firepower tidak menyebutkan berapa skor indeks kekuatan negara-negara Asia Tenggara lainnya, yakni Brunei Darussalam dan Timor Leste.
Pada 2021 ini, Indonesia duduk dengan tenang di peringkat 10 kekuatan Angkatan Laut dengan jumlah total kapal sebanyak 282 buah, dengan rincian tujuh kapal fregat, 24 kapal korvet, lima kapal selam, 179 kapal patroli, dan 10 kapal penyapu ranjau. Posisi Indonesia berada di bawah Thailand dengan jumlah total aset keamanan Angkatan Laut mencapai 291 buah.
Kekuatan pertahanan udara Indonesia terdiri dari 41 pesawat tempur, 38 pesawat serang udara, 109 pesawat latih, 64 pesawat angkut, 17 pesawat intai dan misi khusus, 1 pesawat tanker, 188 helikopter, dan 15 helikopter tempur. Dengan total 458 aset, Indonesia berada di peringkat 28 negara dengan aset udara terbanyak, dengan posisi tepat di bawah Suriah dan di atas Kolombia.
Dalam hal luas wilayah, Indonesia cukup diuntungkan dengan wilayah yang luas. Namun, hal ini juga membutuhkan perhatian dan pertahanan yang baik-baik dari segi kenyamanan dan keamanan setiap daerah. Dibutuhkan aset keamanan yang tidak sedikit untuk menjaga setiap sisi wilayah.
Karena itu, sejak 2007, Presiden Indonesia pada masa itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat program prioritas Kementerian Pertahanan dengan mengejar minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimum persenjataan TNI.
Jika berjalan sesuai rencana, program ini akan rampung pada 2024, dengan rincian tahap sebagai berikut; MEF I (2010-2014), MEF II (2015-2019), dan MEF III (2020-2024). Untuk menunjang keberlangsungan program tersebut di atas, diperlukan dana sebesar kurang lebih Rp137 triliun.(okezone)