seputar – Tangerang | Dadang, kerabat dari salah satu korban kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, bergegas melangkah menuju kamar jenazah di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Kamis (9/9) siang. Tiga orang berbadan tegap mengapitnya.
Tak banyak kata yang keluar dari mulut Dadang terkait kematian Adam Maulana, keponakannya, itu.
Ia baru saja bertemu Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly di lobi utama gedung instalasi gawat darurat. Oleh Yasonna, ia dijanjikan uang Rp30 juta atas kematian Adam.
“Enggak tahu saya. Belum dibuka,” kata Dadang pendek, dilansir dari CNNIndonesia,, Sabtu (11/9/2021).
Dadang, yang datang sendiri dari Sukabumi, mengaku hendak menjemput jenazah Adam di RS, yang pagi sebelumnya dinyatakan meninggal dunia setelah sehari menjalani perawatan intensif.
Adam adalah satu dari 44 napi yang menjadi korban meninggal dunia akibat kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tangerang. Sekitar 80 persen tubuh Dadang hangus akibat luka bakar.
Meski sempat bertahan, menurut dokter, Adam kolaps juga lantaran infeksi serta gangguan pernafasan akibat trauma inhalasi alias menghirup asap kebakaran.
“Yang tiga korban meninggal dunia ini karena luas luka bakar lebih dari 80 persen. Kemudian ada trauma inhalasi. Terus memang dengan luas luka bakar 80 persen ini, risiko untuk infeksi,” kata Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi RSU Kabupaten Tangerang, Hilwani.
Dadang enggan berbicara banyak soal Adam. Ia juga lupa kapan terakhir berkomunikasi dengan keponakannya itu. “Udah lama. Saya nggak komunikasi sama Adam,” ucapnya.
Di belakang Dadang, pria berbadan kurus terburu-buru menyusul. Namanya Andrew. Usianya terlihat masih muda. Dia adalah anak Timothy Jaya, salah satu narapidana lain yang meninggal sehari setelah menjalani perawatan di RSU Kabupaten Tangerang.
Andrew juga tak mau bicara banyak mengenai nasib yang menimpa ayahnya. Ia mengaku pasrah. Ia tak ingin menyalahkan siapapun atas insiden nahas yang menimpa Timothy. Termasuk menyalahkan menteri atau pemerintah.
Menurut Andrew, kebakaran di Lapas Tangerang adalah musibah, yang tak ingin diharapkan oleh siapapun. Dia hanya ingin mengucapkan duka cita kepada seluruh korban dan keluarga atas peristiwa itu.
“Di kesempatan ini, saya mengucapkan kita lebih baik tidak menyalahkan siapa-siapa. Termasuk menteri atau pemerintah. Saya menilai ini sebuah kecelakaan, musibah,” kata dia.
Insiden kebakaran lapas ini telah menewaskan total 44 napi. Tiga korban terakhir meninggal usai sehari menjalani perawatan di rumah sakit.
Polisi masih mendalami dugaan pidana atas peristiwa tersebut. Sebanyak 22 orang diperiksa. Mereka merupakan para saksi yang menyaksikan peristiwa tersebut, yang di antaranya merupakan napi dan petugas lapas.(CNN Indonesia)