seputar-Jakarta | Hasil mengejutkan diungkap penelitian serologi Covid-19 di DKI Jakarta. Ternyata, hampir separuh warga DKI Jakarta pernah terinveksi Covid-19.
Tim peneliti dr Pandu Riono menyatakan, sebanyak 5.000 orang dilibatkan untuk mengetahui prevalensi antibodi positif Covid-19 di DKI Jakarta, dengan hasil 44,5 persen warga ibu kota itu telah terinveksi.
“Dari jenis kelaminnya, perempuan lebih tinggi 47,9 persen dan laki 41,0 persen, dan hampir menyebar pada semua kelompok anak, mulai dari balita,” kata Pandu, saat zoom meeting hasil survei, Sabtu (10/7/2021).
Dari survei itu juga terungkap, bahwa virus Covid-19 menyerang semua kelompok usia. Tidak hanya lansia yang cukup rentan, tetapi juga perempuan.
“Jadi tidak benar hanya menyerang para lansia. Tetapi hampir semua penduduk, termasuk anak. Berdasarkan wilayah, merata hampir semua terinveksi dan tertinggi di Jakpus 53,7 persen,” sambungnya.
Dari penelitian ini juga diketahui, bahwa warga yang telah menikah lebih rentan tertular dan mereka yang tinggal di wilayah permukiman kumuh juga lebih rentan tertular dari perumahan mewah.
“Dilihat dari karakteristik penduduknya, ternyata penduduk yang lebih gemuk yang lebih mudah terinfeksi,” tukasnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi soal hasil survei yang menyebutkan separuh warga Ibu Kota sudah pernah terinfeksi Covid-19. Dia berharap, separuh warga tersebut sudah mendapatkan kekebalan terhadap virus ini.
Untuk itu, lanjut Anies, program vaksinasi akan terus digalakkan agar tercipta kekebalan komunal atau herd immunity di Jakarta.
“Artinya separuh penduduk di Jakarta sudah memiliki eksposure, mudah-mudahan mendapat kekebalan Covid-19. Nah ke depan kita akan mendorong lebih jauh supaya kegiatan vaksinasi bisa tuntas,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Sabtu (10/7/2021).
Anies mengatakan, pekerjaan rumah dalam proses vaksinasi masih banyak. Dia meminta setiap pihak terlibat dalam menggerakkan masyarakat untuk mau divaksin.
“Separuh warga Jakarta sudah terinfeksi, 50 persen lebihnya harus divaksin juga. PR-nya belum selesai, PR-nya masih panjang, bahwa vaksinasi harus dikeroyok, bukan hanya tindakan vaksinasi tapi juga menggerakkan orang datang ke tempat vaksinasi,” ucap Anies. (okezone)