seputar – Jakarta | Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ada 15 kasus diduga hepatitis akut ‘misterius’. Penyakit yang baru-baru ini mewabah di banyak negara umumnya menyerang usia anak hingga 16 tahun.
Indonesia mulai melaporkan kasus pertama diduga hepatitis misterius awal Mei 2022, tiga pasien anak DKI Jakarta meninggal dunia setelah mendatangi rumah sakit dengan kondisi terlanjur kritis.
Sepekan kemudian, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr Kasil Rokhmat mengumumkan pasien anak berusia 7 tahun meninggal dunia diduga kuat terkait hepatitis misterius, ia meninggal Jumat (6/5).
Hasil laboratorium pasien disebut negatif virus hepatitis A, B, C, D, atau E. Namun, Kemenkes RI masih memasukkan kasus anak di Tulungagung dalam klasifikasi pending lantaran perlu melakukan analisis lebih lanjut sebagai konfirmasi.
Teranyar, per Senin (9/5/2022) bayi berusia 1 bulan 29 hari asal Solok, Sumatera Barat, diumumkan meninggal diduga karena hepatitis misterius.
Menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Yanwar, gejala anak mengarah ke hepatitis A, tetapi setelah diperiksa tes laboratorium menyatakan negatif hepatitis A.
Anak tersebut meninggal dunia di Hari Raya Idul Fitri, Senin (2/5). Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan RI, kepastian meninggalnya bayi asal Sumbar terkait hepatitis misterius masih memerlukan tes laboratorium lanjutan dengan setiap jenis hepatitis.
“Sampai saat ini ada lima kasus yang meninggal (termasuk di Sumatera Barat),” konfirmasi dr Nadia, Senin (9/5/2022).
dr Nadia menyebut ada tiga keluhan awal yang perlu diwaspadai orangtua. Tiga gejala berikut paling banyak ditemukan pada pasien Indonesia diduga hepatitis misterius.
15 Kasus
Budi Gunadi Sadikin melaporkan sudah ada 15 kasus hepatitis akut misterius hingga saat ini. Pakar menyebut sederet gejala awal yang patut diwaspadai.
“Tanggal 27 April, jadi 4 hari sesudah WHO menyampaikan adanya outbreak di Eropa ini, Indonesia menemukan tiga kasus di Jakarta,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5/2022).
“Tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan surveilans terhadap kasus ini. 30 April Singapura mengumumkan kasus yang pertama dan sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus,” lanjutnya.
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab hepatitis akut yang tengah mewabah di sejumlah negara tersebut. Namun dugaan paling kuat mengarah ke adenovirus, salah satu virus yang menyerang pencernaan dan memicu diare.(detikhealth)