seputar – Jakarta | Orang tua murid tak serta-merta mengizinkan anaknya mengikuti kegiatan belajar tatap muka di sekolah meskipun nantinya para guru telah divaksinasi Covid-19. Pemerintah menargetkan 5 juta guru mendapat suntikan vaksin Covid-19 hingga Juni 2021 dan sekolah bisa dibuka pertengahan tahun ini.
Natalia, orang tua dari dua anak yang duduk di bangku SD dan SMP di Tangerang Selatan, Banten, mengatakan saat ini kasus positif Covid-19 masih terus naik. Ia tetap khawatir sekolah dibuka meski para guru sudah divaksinasi.
“Sekarang kan grafik (laju kasus covid-19) masih naik terus. Kalau sudah menurun, insyallah kita lanjut sekolah (tatap muka), tapi juga yang penting protokol kesehatan disiapkan,” kata Natalia seperti dilansri dari CNNIndonesia.com, Kamis (25/2).
Natalia sendiri mengaku tak begitu percaya dengan efektivitas vaksin Covid-19 karena proses pembuatannya yang terbilang singkat. Ia juga menyoroti proses uji klinis vaksin yang bahkan belum sepenuhnya selesai.
Bahkan, Natalia kemungkinan tak mengizinkan kedua anaknya divaksin kalau sudah ada vaksin Covid-19 untuk anak. Ia masih khawatir akan efek samping, kepastian keamanan dan jaminan efektivitas vaksin.
“Kalau vaksin cacar, itu sudah bertahun-tahun dikembangkan dan diuji coba, dan tidak pernah ada masalah. Ini kan penyakitnya aja baru 2019. Vaksin baru ada beberapa bulan terakhir, kita masih khawatir,” ujarnya.
Kekhawatiran serupa juga menghantui Karina, ibu dengan anak berusia 4 tahun yang seharusnya masuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun ini. Ia belum memasukkan anaknya ke PAUD karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
Ketika tahu pemerintah akan memvaksin 5 juta guru tahun ini, Karina tak lantas mengizinkan anaknya untuk daftar PAUD. Ia bahkan mempertimbangkan homeschooling atau sekolah di rumah sebagai alternatif belajar.
“Soalnya kalau yang divaksin cuma guru-gurunya doang, anak-anak kan kita enggak tau mereka kondisinya gimana,” kata Karina.
Menurut Karina, anak di jenjang PAUD belum bisa dipastikan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sehingga masih ada risiko penularan virus. Sementara itu, ia juga khawatir pembelajaran tidak efektif jika dilakukan secara daring.
Selain itu, Karina juga menyinggung biaya sekolah yang masih mahal meskipun di tengah pandemi dan dilakukan daring. Oleh karena itu, dia dan rekannya mulai mempertimbangkan opsi homeschooling atau sekolah di rumah.
“Kalau homeschooling online itu ada dan katanya biayanya jauh lebih murah. Karena temanku itu anaknya dari SD swasta dikeluarin, terus ambil homeschooling. Kemungkinan aku consider option itu,” ujarnya.
Selain orang tua, kalangan guru juga mengaku sanksi jika vaksin menjadi jaminan pemerintah membuka kembali sekolah pada pertengahan tahun ini.
Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Fahriza Martha Tanjung mengatakan aktivitas belajar tatap muka bukan cuma melibatkan guru.
Ia menyoroti program vaksinasi yang belum jelas bagi siswa yang menjadi unsur utama dalam proses pembelajaran di sekolah. Selain itu, kata Fahriza, siswa juga akan banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitar sekolah yang belum terjamin keamanannya.
“Ketika sekolah buka aksesnya macam-macam. Ada proses antar jemput anak, kantin sekolah dibuka, anak-anak berkerumun di luar sekolah, di terminal,” ujarnya.
Lihat juga: PDIP Minta Sandiaga Fokus Kerja Ketimbang Bicara Pilpres 2024
Fahriza mengatakan ada berbagai pertimbangan yang seharusnya ditetapkan pemerintah dalam memutuskan pembukaan sekolah. Mulai dari kesiapan sekolah dan siswa menerapkan protokol kesehatan, vaksinasi untuk siswa, hingga protokol kesehatan di luar lingkungan sekolah.
Ia juga menyoroti efektivitas vaksin yang belum bisa dibuktikan pada program vaksinasi yang sudah berjalan. Menurutnya kekhawatiran warga sekolah terhadap covid-19 tak jadi luntur hanya karena vaksin.
“Saya kira terlalu prematur kita berharap pembelajaran bisa dilaksanakan awal Juli 2021 tatap muka,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berharap pemberian vaksinasi terhadap tenaga pendidik serta guru mmembawa sinyal baik terhadap pembukaan kembali aktivitas sekolah tatap muka di tengah pandemi virus corona.
Jokowi ingin kegiatan belajar tatap muka di sekolah bisa mulai dilakukan pada Juli 2021.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan protokol kesehatan bakal tetap dilaksanakan meskipun pembelajaran dilakukan tatap muka. Ia memprioritaskan vaksin diberikan untuk guru PAUD dan SD karena dinilai paling terkendala belajar jarak jauh.(cnnindonesia)