seputar-Medan | Eks Hotel Soechi International di Jalan Cirebon akan mulai beroperasi menjadi tempat isolasi terpadu penanganan Covid-19, pada Minggu (1/8/2021).
Warga terkonfirmasi positif Covid-19, baik yang tanpa gejala maupun bergejala ringan, akan dirawat sampai sembuh di bekas hotel berbintang empat yang merupakan aset Pemko Medan itu.
Hal itu disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution usai memimpin rapat bersama unsur Forkopimda Kota Medan membahas tempat isolasi terpadu penanganan Covid-19, di Balai Kota Medan, Jumat (30/7/2021) sore.
“Kita ingin penanganan mulai dari hulunya hingga penyembuhan dilakukan dalam gedung isolasi terpadu. Kita minta Minggu (1/8) ini (eks Hotel Soechi) sudah dibuka,” kata Bobby.
Bobby juga menjelaskan tentang indikator zona merah. Kata dia, jika ada lebih dari lima rumah dalam satu lingkungan yang penghuninya terkonfirmasi positif Covid-19, maka lingkungan tersebut masuk dalam zona merah.
“Zona merah di lingkungan, warganya yang positif Covid-19 wajib masuk isolasi terpadu,” tegasnya didampingi Dandim 0201/BS Kol Inf Agus Setiandar, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko, Sekda kota Medan Wiriya Alrahman, Plt Kadis Kesehatan Kota Medan Syamsul Arifin Nasution serta manajemen RSU Royal Prima.
Begitu juga jika ada 3 sampai 5 rumah dalam satu lingkungan yang bertahan dalam zona orange selama sebulan, Bobby meminta warga yang positif Covid-19 diwajibkan masuk isolasi terpadu di eks Hotel Soechi.
Bobby juga mempersilakan bagi warga lainnya yang terpapar Covid-19, jika ingin merasa lebih nyaman dan diperhatikan dalam penangannya sampai sembuh, untuk datang ke eks Hotel Soechi agar diisolasi terpadu. “Silakan datang dan akan dilayani dengan baik,” katanya.
Menurutnya, pihak manajemen RSU Royal Prima yang membantu pengelolaan manajemen penanganan Covid-19 mulai dari terkonfirmasi positif hingga penyembuhan telah menyiapkan petugas medis dan mulai menginap di eks Hotel Soechi, Sabtu (31/7), termasuk juga dengan peralatan medisnya.
“Insya Allah, besok mereka sudah bertugas di sana,” ungkap Bobby.
Terkait dengan menipisnya ketersediaan vaksin Covid-19 di Kota Medan, Bobby mengakuinya. Kondisi ini, kata dia tidak hanya terjadi di Medan, tapi juga di sejumlah daerah lainnya di Sumut. Hal ini mengakibat 40 persen warga yang sudah disuntik vaksin dosis pertama hingga kini belum disuntik vaksin kedua. Dalam beberapa kali rapat dengan Menko Perekonomian dan Menteri Kesehatan, menurutnya masalah ini telah disampaikan.
“Stok vaksin saat ini sangat minim. Agustus minggu pertama, kemungkinan (vaksin) baru bisa masuk lagi. Bagi warga yang sudah divaksin dosis I namun dosis II terlambat, vaksinnya tidak gagal sama sekali dan masih boleh divaksin untuk dosis kedua. Ini yang harus dipahami oleh masyarakat, tidak gagal juga tidak harus mengulang kembali dari awal,” jelasnya.
Bobby mengatakan, stok vaksin saat ini tidak seimbang dengan target yang telah ditetapkan. Target vaksinasi, 10.000 per hari. Kemarin, sisa vaksin 8.000 dan yang baru masuk hanya 100 vial (1.000 dosis).
“Setengah hari habis yang 1.000 vaksin itu. Makanya, kita minta kemarin yang dosis II diutamakan,” terangnya.
Selanjutnya menyikapi meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Medan, Bobby mengatakan, bed di RSUD Pirngadi sudah ditambah 200 bed dan ruang ICU 22 bed. Penambahan bed dan peralatan medisnya dibantu oleh Kementerian Kesehatan, sedangkan pembangunannya dibantu Kementerian PUPR.
Selain itu RSUP H Adam Malik juga dilakukan penambahan bed. Di kedua rumah sakit itu dikhususkan untuk menangani warga positif Covid-19 dengan gejala berat.(gus)