seputar-Medan | Penandatanganan prasasati oleh Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menandai peresmian penggunaan gedung baru Masjid Agung Medan di Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Minggu (3/9/2023) usai Salat Zuhur berjemaah.
Acara peresmian tersebut juga diisi taushiyah oleh ulama besar Al-Azhar, Kairo, Mesir, Prof Usamah Sayyid Al-Azhari yang sekaligus memimpin doa bersama.
Hadir dalam kegiatan tersebut seluruh unsur Panitia Pembangunan Masjid Agung Medan, para ulama, dan tokoh masyarakat serta sekitar 500-an jemaah.
Dalam sambutannya, Edy Rahmayadi mengatakan bahwa proses pembangunan Masjid Agung Medan memang berlangsung cukup panjang. Namun ia meyakini dengan upaya dan keyakinan yang kuat, maka bangunan berukuran besar itu akan dapat berdiri megah, terutama sebagai tempat menjalankan ibadah bagi umat Islam.
“Ini bukan karena saya Gubernurnya, lantas seolah ini seperti karena saya, tidak. Ini adalah masjid milik umat, dibangun dari sumbangsih masyarakat Sumatera Utara,” ujarnya.
Gubernur juga mengingatkan bahwa peran dari para donatur untuk percepatan pembangunan Masjid Agung Medan, patut diapresiasi. Ia berharap apa yang masih belum sempurna dari segi bangunan dan lainnya, dapat segera dituntaskan. Sebab sudah saatnya gedung baru tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan umat Islam, menggantikan gedung yang lama.
“Kenapa ini harus digunakan segera, karena di tempat yang lama akan dibangun juga. Jadi kalau ini tak digunakan juga, berarti gedung lama dipakai. Dan tak bisa dimulai pembangunan di situ. Yang masih ada kekurangan di sana-sini, akan terus diperbaiki,” sebutnya.
Adapun menara masjid, kata Gubernur, akan diberi nama Menara Maslin Batubara (199 Meter) dan Menara Anif (99 meter). Nantinya akan menjadi semacam episentrum dalam mengumandangkan azan dari tengah kota, yang kemudian disambut azan dari masjid/musala lainnya.
“Terima kasih kepada panitia pembangunan masjid. Demi Allah, ini bukan soal tandatangan siapa dan bukan juga karena saya. Sebab yang terpenting adalah pembangunan Masjid Agung bisa selesai dan umat muslim bisa beribadah di sini. Walau orang bicara apa, tetapi Allah lebih tahu,” pungkasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas S Sitorus mengemukakan tentang kehadiran Edy Rahmayadi dalam menggerakkan pembangunan Masjid Agung Medan bukan baru pada saat Edy Rahmayadi menjabat Gubernur Sumut, namun sudah dimulai sejak menjabat Pangdam I BB.
“Awal gerakan pembangunan Masjid Agung Medan diinisiasi oleh Edy Rahmayadi pada tahun 2015 ketika masih menjabat Pangdam I/BB,” ungkap Ilyas, Sabtu (2/9).
Saat itu, Edy Rahmayadi ikut menyelesaikan permasalahan antara pihak yayasan yang lama dengan jemaah tentang keberadaan Masjid Agung Medan di mana ketika itu pihaknya selaku pewakif.
“Jadi tidak benar jika ada pemberitaan yang mengatakan Gubsu Edy Rahmayadi mendompleng nama dalam pembangunan Masjid Agung,” ujar Ilyas menegaskan.
Tentang pembangunan Masjid Agung Medan yang saat ini masih terus berlangsung, Ilyas menyebutkan pembangunan ini juga diberi dukungan dari APBD Sumut mengingat Masjid Agung Medan memang sudah layak dibangun karena salah satu ikon di Sumut.
Menurutnya perpaduan Kantor Gubernur Sumut dengan Masjid Agung yang anggun bersebelahan dibangun semakin memberi nilai spritual dan estetika yang indah di tengah Kota Medan.
Ilyas berharap semua pihak harus melihat bahwa Masjid Agung Medan dibangun tidak bermaksud untuk menonjolkan pribadi tetapi ini adalah bagian dari pembangunan spiritual sebagaiman visi Sumut yang aman, maju, dan bermartabat.
“Fasiltas Masjid Agung ini insya Allah akan bisa mulai dipakai salat di awal September ini dan ke depan fasilitas Masjid Agung akan yang menjadi masjid yang representatif paling lengkap di Sumatera Utara,” pungkasnya. (red)