seputar-Medan | Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan setidaknya 174 orang meninggal dunia menjadi luka mendalam bagi seluruh warga Indonesia. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi turut menyampaikan dukacita yang mendalam atas peristiwa itu.
“Sebuah tragedi yang sangat menyesakkan dada, duka yang sangat mendalam sangat saya rasakan atas terjadinya tragedi yang memakan korban nyawa hingga ratusan jiwa,” kata Edy seperti dilihat dari Instagram miliknya, Minggu (2/10/2022).
Edy kemudian menyampaikan doa terhadap para korban dan keluarga korban yang ditinggalkan. Edy kemudian meminta agar peristiwa ini menjadi pelajaran.
“Mari bersama kita jadikan tragedi ini untuk sama-sama belajar dan berbenah agar ke depannya peristiwa memilukan ini tidak terulang kembali,” ucap Edy.
Edy kemudian menyebut tidak ada pertandingan sepak bola yang sebanding dengan nyawa manusia. Untuk itu dia meminta semua pihak berbenah usai peristiwa ini terjadi.
“Mari bersama kita berbenah, tingkatkan rasa solidaritas dan sportifitas kita. Kalah menang biasa dalam pertandingan, akan tetapi nyawa manusia takkan bisa tergantikan,” jelasnya.
Tak Pernah Terbayangkan
Klub asal Sumatera Utara (Sumut), PSMS Medan juga mengucapkan belasungkawa atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut. Keluarga besar dan pecinta sepak bola asal Sumut turut berduka cita.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun, kami keluarga besar PSMS Medan dan segenap pecinta sepak bola Sumut turut berdukacita yang mendalam atas tragedi meninggalnya para suporter/saudara-saudara kita lebih kurang 130 orang (update terakhir 174 orang),” kata Manajer PSMS Medan, Mulyadi Simatupang kepada detikSumut, Minggu (2/10/2022).
“Semoga korban yang meninggal tersebut mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan,” sambungnya.
Mulyadi menuturkan dirinya tidak pernah punya bayangan tragedi seperti ini terjadi di dalam persepakbolaan Indonesia. Sehingga dia menyampaikan empati paling dalam untuk keluarga yang korban yang meninggal maupun yang sedang di rawat di rumah sakit.
“Secara pribadi saya tidak pernah membayangkan bahwa sepak bola Indonesia bisa terjadi tragedi seperti ini sampai kehilangan nyawa lebih kurang 130 orang meninggal (update terakhir 174 orang meninggal) akibat sepak bola, tidak ada kata lain untuk saat ini kecuali empati yang mendalam kepada keluarga korban baik yang meninggal maupun yang saat ini sedang di rawat di rumah sakit,” tuturnya.
Atas tragedi tersebut, Mulyadi menyebutkan perlu evaluasi mulai dari PSSI hingga klub di daerah-daerah dalam penyelenggaraan sepak bola. Sehingga tragedi seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
“Evaluasi harus segera dilakukan mulai dari induk organisasi PSSI di Pusat sampai dengan klub-klub di daerah agar tidak ada lagi kejadian korban jiwa di dalam penyelenggaraan sepak bola dan ini sebagai pembelajaran penting agar tidak terulang lagi di masa mendatang,” sebutnya.
Sehingga mewakili PSMS Medan, Mulyadi berharap tidak ada lagi nyawa yang melayang dalam dunia sepak bola Indonesia seperti insiden di Stadion Kanjuruhan Malang ini.
“Harapan kami mulai saat ini dan di masa mendatang tidak ada lagi korban jiwa untuk sepak boka khususnya di Indonesia dimana pun berada. Aamiin,” tutupnya.
SMeCK Kecewa
Sementara itu sebagai sesama suporter, SMeCK HOOLIGAN yang merupakan suporter PSMS Medan turut mengucapkan belasungkawa. Melalui ketua umumnya, Lawren Simorangkir, SMeCK berharap para korban diterima di sisi Tuhan.
“Pertama kami dari SMeCK HOOLIGAN mengucapkan turut berdukacita yang sedalam-dalamnya, semoga para korban yang meninggal ditempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan semoga tenang di tribun barunya. Aamiin,” kata Lawren Simorangkir kepada detikSumut, Minggu (2/10/2022).
Lawren mengungkapkan kekecewaan terhadap penanganan aparat keamanan dalam insiden tersebut. Dia menyayangkan penggunaan gas air mata dan kebrutalan terhadap para suporter.
“Kami sangat kecewa adanya kejadian ini, kenapa harus menembakkan gas air mata dan keberutalan terhadap suporter,” ungkapnya.
Untuk itu, dia meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) selaku organisasi induk sepak bola harus bertanggung jawab atas insiden ini.
“Di sini PSSI harus bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujarnya.
Sebab PSSI menurutnya tidak mengindahkan peraturan dari FIFA soal penggunaan gas air mata di dalam stadion. Dia mengaku heran kenapa selama ini hal tersebut diabaikan oleh PSSI.
“PSSI tidak menjalankan peraturan dari FIFA, ternyata gas air mata dan senjata api itu tidak dibolehkan masuk ke stadion, selama ini kenapa bisa ya?,” bebernya.
Lawren juga berharap agar kompetisi Liga 1 khususnya Liga 2 tetap berjalan sesuai jadwal. Sebab tim kebanggaan mereka, PSMS Medan sedang bertengger di puncak klasemen Liga 2 Wilayah Barat.
“Kami berharap liga tetap dilanjutkan khususnya Liga 2, karena saat ini tim kebanggaan kami PSMS Medan lagi bersinar di Liga 2 ini menuju Liga 1,” tutupnya.
Seperti diketahui, kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10) menyebabkan setidaknya 174 orang meninggal dunia. Korban meninggal dunia itu kebanyakan karena sesak nafas dan terinjak.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah menyampaikan dukacita atas kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 129 orang. Jokowi juga memerintahkan PSSI menghentikan sementara kompetisi Liga 1.
“Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” kata Jokowi seperti dilansir dari detikNews. (detiksumut)