seputar-Medan | Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan dan Kesehatan (Yankes) Kementerian Kesehatan RI, Prof Dr H Abdul Kadir PhD Sp THT -KL (K), MARS melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) Pencegahan dan Penanganan Stunting di RSUD dr Pirngadi Medan, Rabu (24/11/2021)
Kehadiran Abdul Kadir bersama tim disambut Plt Direktur Utama RSUD dr Pirngadi Medan, dr Suryadi Panjaitan, Sp.PD dan jajarannya.
Setelah melihat sejumlah fasilitas rumah sakit, Abdul Kadir menjelaskan kehadirannya ke rumah sakit milik Pemko Medan itu untuk melihat langsung kesiapan RSUD Pirngadi menangani pasien stunting.
“Kunjungan kami ke sini sebenarnya ingin melihat langsung bagaimana pelaksanaan Posyandu dalam menangani stunting. Misalnya bagaimana pengukuran berat badan, tinggi badan yang dilaksanakan oleh Posyandu. Apakah menggunakan alat parameter yang benar atau tidak benar. Bagaimanapun mereka mencatatkan kasus stunting di Kartu Menuju Sehat (KMS) sehingga demikian didapatkan status bahwa anak itu mengalami stunting, gizi kurang dan lainnya. Setelah itu kan ada tindak lanjutnya, jika ada stunting, gizi kurang mereka akan kirim ke Puskesmas, selanjutnya Puskesmas akan mengirimnya ke Rumah Sakit Pirngadi. Itu tujuan utama kami untuk datang ke Medan ini,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, kasus stunting di Medan setelah melihat langsung salah satunya di Posyandu di Puskesmas Binjai, di sana pihaknya menemukan bahwa masih banyak kekurangan dalam pelayanan dan penanganan stunting ini.
“Kami melihat alat ukur yang digunakan itu masih kurang. Di situ masih menggunakan timbangan yang skalanya sudah tidak terbaca, pengukuran tinggi badan juga sudah tidak memenuhi standar kemudian juga membuat pelaporan masih belum benar. Jadi kita harap kan kedepan ada perbaikan,” tegasnya.
Ia juga menyebutkan, jumlah stunting di Indonesia masih tinggi yakni sekitar 28 persen dari usia balita. Kasus stunting ini paling banyak di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Barat, Sulawesi Barat sedangkan di Kota Medan justru sebutnya kasusnya cukup bagus.
“Kalau di Medan justru kasusnya cukup bagus tidak tinggi seperti daerah lain, stunting inikan ada kaitannya juga dari kemampuan masyarakatnya juga,” ujarnya.
Menurutnya, penyebab terbesar hadirnya kasus stunting ini besar kaitannya dengan faktor pendidikan masyarakat, pengetahuan orangtua, seperti bagaimana memberikan gizi yang cukup kepada anak balita dan kedua ada kaitannya dengan faktor ekonomi dan ketiga ada kaitannya dengan faktor penyakit. Penyakit infeksi masih banyak diderita anak anak di Indonesia.
“Harapan kita terhadap Rumah Sakit Pirngadi ini siap jika terdapat kasus stunting dan harus dirawat di rumah sakit ini,” katanya lagi.
Abdul Kadir menerangkan, bahwa anak stunting itu bukan hanya tubuhnya yang pendek tetapi sel-sel otaknya juga kecil sehingga intelegensinya rendah. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian yang lebih agar anak anak harapan bangsa ini tidak menjadi beban masyarakat ke depannya.
Dalam kesempatana itu, Dirjen Yankes juga menyampaikan, pihaknya sudah memberikan bantuan beberapa alat bantu ukur, timbangan dan lainnya. Hanya saja dibandingkan dengan bantuan Kemenkes dari jumlah Posyandu yang ada itu tidak seimbang.
Untuk itu ia berharap Pemda setempat mengambil alih tanggung jawab itu dan berharap dana desa sedapat mungkin bisa dioptimalkan untuk perbaikan sarana dan prasarana Posyandu.
Sementara, Dirut RSUD dr Pirngadi Medan, Suryadi menyatakan, pihaknya siap memberikan pelayanan terbaik buat pasien stunting.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya sedang merawat 1 pasien stunting, balita usia 3 bulan asal Medan Amplas.
“Kita saat ini memberikan pelayanan kesehatan yang baik dengan memberikan nutrisi dan tindakan pelayanan kesehatan lainnya agar tumbuh kembangnya menjadi membaik,” ucap Suryadi Panjaitan yang juga menjabat Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Medan. (YN)