seputar – Jakarta | Kualitas udara Jakarta pada Rabu (14/6) masuk kategori ‘tidak sehat’ menurut Air Quality Index (AQI) yang menunjukkan angka 152 atau ketiga terburuk di dunia.
Melansir IQAir, PM2.5 masih menjadi polutan utama Jakarta dengan konsentrasi sebanyak 57,1 µg/m³ (mikrogram per normal meter kubik). Jumlah tersebut 11,4 kali lebih banyak daripada nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Selain PM2.5, ada sulfur dioksida (SO2) dengan jumlah 14,2 µg/m³. Peringkat pertama kualitas udara terburuk di dunia Rabu (14/6) ditempati kota Birmingham, Inggris (192), dan Guangzhou, Tiongkok (155).
Kualitas udara hari ini menjadi yang terburuk dalam seminggu terakhir. Dua hari sebelumnya, kualitas udara di Jakarta masuk ke dalam kategori ‘tidak sehat bagi kelompok sensitif.’
Sementara, hingga Minggu (18/6), kualitas udara di Jakarta diperkirakan masuk ke dalam kategori ‘sedang’ hingga ‘tidak sehat bagi kelompok sensitif.’
Kendati demikian, kualitas udara Jakarta hari ini bukanlah yang terburuk di seluruh Indonesia. Menurut IQAir, peringkat pertama jatuh kepada Kota Tangerang (175) dan Tangerang Selatan (174) di posisi kedua.
Jakarta sendiri berada di urutan ketujuh di atas Kota Bandung (137), Kota Bekasi (118), dan Bengkulu (97).
Mengutip situs BMKG, PM2.5 adalah “partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer)”
Karena berukuran sangat kecil, partikel PM2.5 hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron. Partikel yang termasuk PM2.5 antara lain debu, jelaga, kotoran, asap, dan tetesan cair.
IQAir melaporkan, dari semua tindakan polusi udara PM2.5 merupakan “ancaman kesehatan terbesar.
Karena ukurannya yang kecil, PM2.5 dapat tetap melayang di udara untuk waktu yang lama dan bisa diserap jauh ke dalam aliran darah saat terhirup. (CNN)