seputar-Jenewa | Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyerukan moratorium suntikan ketiga (booster) vaksin Corona hingga setidaknya akhir September. Seruan ini untuk mengatasi ketidakadilan drastis dalam distribusi dosis antara negara kaya dan miskin.
Seperti dilansir AFP, Rabu (4/8/2021), Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang mengendalikan pasokan dosis untuk mengubah peralatan dan memastikan lebih banyak vaksin ke negara-negara yang kurang kaya.
“Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi, sementara orang-orang yang paling rentan di dunia tetap tidak terlindungi,” kata Tedros saat konferensi pers.
“Kami membutuhkan pembalikan yang mendesak, dari sebagian besar vaksin masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, ke sebagian besar ke negara-negara berpenghasilan rendah,” ujarnya.
Menurut hitungan AFP, lebih dari 4,25 miliar dosis vaksin COVID-19 kini telah diberikan secara global. Di negara-negara yang dikategorikan berpenghasilan tinggi oleh Bank Dunia, 101 dosis per 100 orang telah disuntik–dengan tanda 100 dosis telah terlampaui minggu ini.
Angka itu turun menjadi 1,7 dosis per 100 orang di 29 negara berpenghasilan terendah.
“Oleh karena itu, WHO menyerukan moratorium booster hingga setidaknya akhir September, untuk memungkinkan setidaknya 10 persen populasi setiap negara divaksinasi,” kata Tedros.
“Untuk mewujudkannya, kita membutuhkan kerja sama semua orang, terutama segelintir negara dan perusahaan yang mengendalikan pasokan vaksin global,” ucapnya.
Tedros mengatakan kelompok negara-negara G20 memiliki peran kepemimpinan yang vital untuk dimainkan karena negara-negara tersebut adalah produsen, konsumen, dan donor jabs COVID-19 terbesar.
“Tidaklah meremehkan untuk mengatakan bahwa jalannya pandemi COVID-19 tergantung pada kepemimpinan G20,” katanya. (detik)