seputar-New Delhi | Lonjakan harian kasus Covid-19 di India menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakatnya, khususnya para orang kaya negara itu. Tak sedikit yang pergi ke luar negeri untuk menghindari dari wabah mematikan tersebut.
Setidaknya delapan jet pribadi dari India mendarat di Inggris tepat sebelum tenggat waktu larangan perjalanan diberlakukan yakni Jumat (23/4/2021) pukul 04.00. Orang-orang superkaya India rela membayar puluhan ribu poundsterling agar bisa masuk Inggris.
Analisis data penerbangan menunjukkan, satu jet pribadi membawa warga India mendarat di Bandara London Luton dari Mumbai. Jet tersebut sampai 44 menit sebelum berlakunya larangan perjalanan, menjadi pesawat terakhir dari India yang berhasil masuk Inggris.
Melansir The Times, Sabtu (24/4/2021), perusahaan penyewaan jet pribadi yang membawa warga India sempat meminta izin penambahan delapan penerbangan untuk masuk Bandara Heathrow, London, sebelum batas waktu larangan diterapkan, namun ditolak.
Salah satu penerbangan dari India menggunakan pesawat Airbus A330 yang membawa 350 penumpang dilarang masuk oleh pemerintah Inggris. Pesawat itu dicekal pada menit-menit sebelum larangan perjalanan dimulai.
Pesawat itu disewa khusus membawa 350 orang dari Ibu Kota New Delhi pada Jumat dini hari. Namun, saat pesawat siap berangkat, pemerintah Inggris menolak dengan alasan melanggar perjanjian kuota penerbangan selama pandemi corona antara kedua negara.
India kembali mencetak rekor penambahan harian kasus infeksi Covid-19, berdasarkan laporan Sabtu (24/4/2021), yakni 346.786 penderita. Dengan demikian jumlah total kasus Covid-19 di India mencapai 16.610.481 kasus. Ini merupakan rekor tertinggi penambahan harian kasus inveksi virus corona dalam 3 hari berturut-turut, bukan hanya secara nasional, tapi juga global.
Selain itu penambahan kasus infeksi dalam 3 hari nyaris mencapai 1 juta orang, semakin membebani layanan kesehatan, baik rumah sakit serta ketersediaan perlengkapan medis. Kasus kematian akibat Covid di India pada Sabtu juga mencatat rekor tertinggi yakni 2.642 orang, sehingga totalnya menjadi 189.554 korban. Ini merupakan 4 hari berturut-turut kasus kematian di India menembus 2.000 orang per hari.
Meski demikian data resmi kasus kematian masih diragukan karena pada kenyataannya tempat-tempat kremasi jenazah tak berhenti beroperasi selama 24 jam, belum termasuk warga yang mengkremasi sendiri jenazah anggota keluarga mereka di lapangan terbuka. Lihat juga:
Di rumah sakit Ganga Ram, 25 pasien Covid meninggal diduga karena kehabisan oksigen. Namun Ketua Dewan Manajemen Rumah Sakit Sir Ganga Ram, D S Rana, mengatakan para pasien yang meninggal memang dalam kondisi kritis.
“Saya tidak akan menganggap kematian sebagai kekurangan oksigen. Banyak pasien dirawat di rumah sakit kami berada dalam kondisi yang sangat serius dan itulah sebabnya tingkat kematiannya tinggi,” kata Rana, dikutip dari Times of India.
Sementara itu Bengaluru, seorang pasien Covid-19 berusia 61 tahun mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kipas angin Rumah Sakit Vijayanagar. Jenazahnya dikirim ke rumah sakit Victoria.
Sebelumnya di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, pasien kritis harus antre masuk rumah sakit karena kehabisan tempat tidur. Mereka harus menunggu beberapa jam di troli. Seorang pasien, Shayam Narayan, tak kuat meninggal saat mengantre. “Sistem ini telah ambruk,” kata Raj, adik Shayam. (inews)