seputar-Brasilia | Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Kamis (16/9/2021) mengatakan bahwa dia akan menghadiri pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS) yang akan digelar pekan depan, meski menolak untuk divaksinasi Covid-19.
Langkah Bolsonaro itu secara efektif menentang otoritas kota New York yang baru-baru ini mengumumkan persyaratan bukti vaksinasi untuk semua pemimpin dan diplomat yang hadir dalam pertemuan PBB.
“Minggu depan saya akan berada di Majelis Umum PBB (UNGA), di mana saya akan memberikan pidato pembukaan,” kata Bolsonaro dalam siaran media sosial pada Selasa (15/9/2021).
Bolsonaro mengatakan pidatonya akan “tenang, sangat objektif, fokus pada isu-isu yang menjadi perhatian Brasil”. Dia akan membahas pendekatan Brasil terhadap pandemi virus corona, bisnis pertanian, dan energi, demikian diwartakan AFP.
Pada Rabu (16/92021), Kantor Wali Kota New York menyurati UNGA, menguraikan pedoman, termasuk bahwa para delegasi harus menunjukkan bukti vaksinasi untuk memasuki ruang debat – sebuah langkah yang menimbulkan pertanyaan tentang partisipasi langsung Bolsonaro.
Surat yang ditandatangani oleh komisaris kesehatan Kota New York mengatakan bahwa ruang debat PBB diklasifikasikan sebagai “pusat konvensi,” yang berarti semua peserta harus divaksinasi, sama seperti orang lain yang berpartisipasi dalam beberapa kegiatan dalam ruangan di kota.
Beberapa jam kemudian, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia tidak bisa memaksakan persyaratan itu pada kepala negara.
Bolsonaro, yang terinfeksi Covid-19 tahun lalu, mengatakan dia akan menjadi “orang Brasil terakhir” yang divaksinasi.
Brasil, dengan populasi 213 juta, menempati urutan keempat di seluruh dunia dalam jumlah dosis vaksin yang diberikan, menurut kelompok penelitian Our World in Data.
Tetapi Bolsonaro sampai sekarang menolak untuk disuntik, mengklaim bahwa dia sudah diimunisasi karena tingkat antibodinya tetap “di tingkat tertinggi.” (okezone)