seputar-Rusia | Rusia dilaporkan sudah mulai membuat dua ‘pesawat Kiamat’ yang dirancang untuk bertahan dari kiamat nuklir.
Pesawat ‘Kiamat’ yang ada di negara itu, Ilyushin Il-80, dikembangkan pada 1980-an dan dirancang untuk mengevakuasi presiden Rusia dan pejabat tinggi lainnya jika terjadi konflik nuklir dan memungkinkan mereka mengirim perintah ke pasukan di lapangan.
Kantor berita pemerintah RIA Novosti pada Senin (26/7/2021) mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di kompleks industri militer, sebuah versi baru dari pesawat, model setelah Ilyushin Il-96-400M, saat ini sedang diproduksi di kota Voronezh Rusia selatan.
Pesawat-pesawat ini dilaporkan akan dilengkapi dengan teknologi untuk meluncurkan persenjataan nuklir Rusia, termasuk kapal selam, pembom strategis, dan peluncur rudal dari jarak sejauh 6.000 km.
“Angkatan Udara Rusia akan menerima dua pos komando udara berdasarkan Il-96-400M. Satu dalam produksi,” kata RIA Novosti mengutip sumbernya.
Seperti pendahulunya, pesawat baru akan dapat mengisi bahan bakar di tengah penerbangan dan akan ditemani oleh jet tempur.
Selain lebih maju secara teknologi daripada Il-80, Il-96-400M diharapkan dapat terbang dua kali lebih jauh dari Il-80.
Banyak detail tentang Il-80 tidak diketahui karena informasi tentang pesawat dan isinya diklasifikasikan sebagai rahasia negara.
Berita itu muncul beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memeriksa prototipe jet tempur generasi kelima Sukhoi baru.
Oleg Panteleyev mengatakan pesawat tempur baru Rusia, yang diberi nama proyek “Checkmate”, kemungkinan akan disebut-sebut sebagai saingan pesawat tempur siluman F-35 AS.
Yury Slyusar, Kepala United Aircraft Corporation mengatakan kepada wartawan, pesawat tempur itu diperkirakan akan mengudara pada 2023 dengan batch pertama yang akan diproduksi pada 2026.
Rusia berencana untuk memproduksi 300 pesawat selama 15 tahun setelah produksi serial dimulai.
Rostec, perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan negara Rusia, mengatakan pesawat itu sulit dideteksi dan akan memiliki biaya operasi yang rendah.
CEO Rostec Sergei Chemezov, mengatakan produksi ini akan menelan biaya USD25 juta – USD30 juta.
Dia menjelaskan nantinya Moskow mengharapkan permintaan dari negara-negara di Timur Tengah, kawasan Asia Pasifik, dan Amerika Latin.
Putin juga baru-baru ini mengatakan angkatan laut Rusia dapat mendeteksi musuh dan meluncurkan “serangan yang tidak dapat dicegah” jika diperlukan.
“Kami mampu mendeteksi musuh di bawah air, di atas air, di udara dan, jika diperlukan, melakukan serangan yang tidak dapat dicegah,” kata Putin berbicara pada parade hari angkatan laut di St Petersburg pada Minggu, (25/7). (okezone)